Kabid Infokom

Minggu, 25 Maret 2018

KETIKA CINTA KARENA ALLAH*

Manusia tentu merasakan yang namanya indah ketika jatuh cinta mengetuk pintu hatinya. Namun juga merasakannya sedih dan sakit hati yang mendalam ketika cinta tak lagi ada dalam hatinya. Hanya saja bagaimana cinta hakiki yang seharusnya dapat dirasakan serta disyukuri atas karunia yang ada. Tidak salah ketika cinta hadir dalam hidup, tapi menjadi salah bila cara dan perilakunya yang sangat berlebihan karenanya yang tertuju hanya kepada manusia.

Sebuah anugerah bila dapat merasakan cinta yang begitu dalam. Seakan menyatu untuk menghiasi warna kehidupan dan senantiasa memberikan kebahagiaan serta kenyamanan. Cinta inilah yang seharusnya dijaga ketika cintanya karena Allah atas nama Tuhan dan atas nama Hakikat cinta. Tak mudah rasa itu menjadi cinta bila tidak adanya kesyahduan dan kebersamaan yang timbul dalam sebuah rasa maupun perasaan. Maka mencintai dan dicintai mesti dilakukan tanpa harus menjadi bagian salah satunya.

Ketika cinta karena Allah maka proses muhabbah mulai dibangun serta merasuki jiwa hingga menggetarkan hati. Selanjutnya akan mencapai proses muroqobah yakni akan semakin dekat dan mendekati untuk berada lebih menyatu dengan aliran yang syhadu dan seirama. Ketika Allah di hati maka manusia yang dicintai akan menjadi anugerah yang terindah yang diciptakan Allah atas ridho dari Nya. Andai pun manusia itu nantinya atau pada akhirnya pergi atau menghilang atau justru berubah haluan hati, maka cinta hakiki ini tak akan pernah pudar dan sirna.

Sebesar apapun cinta ini Karena Allah atau mencintai Allah dengan setulus-tulusnya dan sedalam-dalamnya, tidak akan mampu melampaui dan melebihi cinta Allah atas manusia sebagai hamba Ciptaan-Nya. Maka berusahalah untuk terus mencintai secara hakiki, meski masih tak sebanding namun itu menjadi bukti suci yang tulus ikhkas dari hati. Bila saja terkadang cinta masih jatuh dalam ruang dan dimensi dunia pada manusia yang dapat membutakan hati, akal dan pikiran. Maka segeralah mencintai yang Maha Pemberi Cinta, sebelum terlena dan jatuh terlalu dalam bila cinta hanya pada manusia yang suatu saar secara takdir manusia itu sendiri pun tidak akan tahu apa kejadiannya.

Cintailah Maha Cinta karena Sang Cinta telah memberi lebih Cinta-Nya pada siapa saja, termasuk kepada para sang pemburu cinta dan pemuja cinta bahkan penyanjung cinta yang hakikatnya cinta itu mengalir langsung pada Maha Cinta. Begitu rumit dan begitu abstrak serta sulit dijelaskan maknanya satu per satu, tapi yakinlah bahwa apa yang menjadi kecintaan berawal dari kegembiraan dan berujung pada hakikat penghambaan karena akhirnya akan dikembalikan. Dalamnya cinta tak akan terukur luasnya cinta tak akan tersebrangi karena hadirnya cinta tak sekedar hawa nafsu yang menggelora di dada, melainkan sebuah hakikat ketika cinta karena Allah sebelum terlambat.

Sampai di mana kisah perjalanan cinta itu menjadi sebuah sejarah yang menghiasi kehidupan. Karena menemukan tafsir cinta yang maknanya tak mampu dilalui akal secara logika. Ada namun seperti tidak ada, bahkan terasa namun seperti tak terasa. Maka mencintalah karena keridhoan dan mencintailah karena keikhlasan serta bercintalah karena kesabaran agar senatiasa cinta dekat hanya karena Allah bukan hanya sebatas cinta pada manusia, namun cinta manusia pun hanya karena dan untuk Allah semata yang pada akhinya dikembalikan seutuhnya kepada-Nya.

***


*Penulis: Hanif Zakwan,
  Mahasiswa Strata 1 Pendidikan Teknik Elektro Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

© Infokom PD OPI Aceh

0 komentar:

Posting Komentar

جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء

Postingan Populer