Manusia
tentu merasakan yang namanya indah ketika jatuh cinta mengetuk pintu hatinya.
Namun juga merasakannya sedih dan sakit hati yang mendalam ketika cinta tak
lagi ada dalam hatinya. Hanya saja bagaimana cinta hakiki yang seharusnya dapat
dirasakan serta disyukuri atas karunia yang ada. Tidak salah ketika cinta hadir
dalam hidup, tapi menjadi salah bila cara dan perilakunya yang sangat
berlebihan karenanya yang tertuju hanya kepada manusia.
Sebuah
anugerah bila dapat merasakan cinta yang begitu dalam. Seakan menyatu untuk
menghiasi warna kehidupan dan senantiasa memberikan kebahagiaan serta
kenyamanan. Cinta inilah yang seharusnya dijaga ketika cintanya karena Allah
atas nama Tuhan dan atas nama Hakikat cinta. Tak mudah rasa itu menjadi cinta
bila tidak adanya kesyahduan dan kebersamaan yang timbul dalam sebuah rasa maupun
perasaan. Maka mencintai dan dicintai mesti dilakukan tanpa harus menjadi
bagian salah satunya.
Ketika
cinta karena Allah maka proses muhabbah mulai dibangun serta merasuki jiwa hingga
menggetarkan hati. Selanjutnya akan mencapai proses muroqobah yakni akan
semakin dekat dan mendekati untuk berada lebih menyatu dengan aliran yang
syhadu dan seirama. Ketika Allah di hati maka manusia yang dicintai akan
menjadi anugerah yang terindah yang diciptakan Allah atas ridho dari Nya. Andai
pun manusia itu nantinya atau pada akhirnya pergi atau menghilang atau justru
berubah haluan hati, maka cinta hakiki ini tak akan pernah pudar dan sirna.
Sebesar
apapun cinta ini Karena Allah atau mencintai Allah dengan setulus-tulusnya dan
sedalam-dalamnya, tidak akan mampu melampaui dan melebihi cinta Allah atas
manusia sebagai hamba Ciptaan-Nya. Maka berusahalah untuk terus mencintai
secara hakiki, meski masih tak sebanding namun itu menjadi bukti suci yang
tulus ikhkas dari hati. Bila saja terkadang cinta masih jatuh dalam ruang dan
dimensi dunia pada manusia yang dapat membutakan hati, akal dan pikiran. Maka
segeralah mencintai yang Maha Pemberi Cinta, sebelum terlena dan jatuh terlalu
dalam bila cinta hanya pada manusia yang suatu saar secara takdir manusia itu
sendiri pun tidak akan tahu apa kejadiannya.
Cintailah
Maha Cinta karena Sang Cinta telah memberi lebih Cinta-Nya pada siapa saja,
termasuk kepada para sang pemburu cinta dan pemuja cinta bahkan penyanjung
cinta yang hakikatnya cinta itu mengalir langsung pada Maha Cinta. Begitu rumit
dan begitu abstrak serta sulit dijelaskan maknanya satu per satu, tapi yakinlah
bahwa apa yang menjadi kecintaan berawal dari kegembiraan dan berujung pada
hakikat penghambaan karena akhirnya akan dikembalikan. Dalamnya cinta tak akan
terukur luasnya cinta tak akan tersebrangi karena hadirnya cinta tak sekedar
hawa nafsu yang menggelora di dada, melainkan sebuah hakikat ketika cinta
karena Allah sebelum terlambat.
Sampai
di mana kisah perjalanan cinta itu menjadi sebuah sejarah yang menghiasi
kehidupan. Karena menemukan tafsir cinta yang maknanya tak mampu dilalui akal
secara logika. Ada namun seperti tidak ada, bahkan terasa namun seperti tak
terasa. Maka mencintalah karena keridhoan dan mencintailah karena keikhlasan
serta bercintalah karena kesabaran agar senatiasa cinta dekat hanya karena
Allah bukan hanya sebatas cinta pada manusia, namun cinta manusia pun hanya
karena dan untuk Allah semata yang pada akhinya dikembalikan seutuhnya kepada-Nya.
***
*Penulis:
Hanif Zakwan,
Mahasiswa Strata 1 Pendidikan Teknik Elektro Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry
© Infokom PD OPI Aceh
0 komentar:
Posting Komentar
جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء