Kabid Infokom

Jumat, 18 Mei 2018

BERPUASALAH SEPERTI ULAT JANGAN SEPERTI ULAR!



Secara sunnatullah yang berpuasa sesungguhnya tidak hanya diwajibkan kepada orang mu’min saja.
Beberapa jenis makhluk hidup juga melakukan puasa sebelum mendapatkan kualitas dan kelangsungan hidupnya.

Banyak contoh, misalnya puasanya induk ayam yang mengeram sehingga mengubah telur menjadi makhluk baru yang berbeda bentuk yang disebut anak ayam.
Di antara sekian banyak puasa hewan yang dapat kita ambil pelajaran agar puasa kita mencapai derajat taqwa, ialah puasanya ular dan puasanya ulat.


A. PUASA ULAR


Agar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu yang harus dilakukan adalah harus mengganti kulitnya secara berkala.
Tidak serta merta ular bisa menanggalkan kulit lama. Ia harus berpuasa tanpa makan dalam kurun waktu tertentu. Setelah puasanya tunai, kulit luar terlepas dan muncullah kulit baru.

Pelajaran dari puasanya ular :

1. Wajah ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.

2. Nama ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni ular.

3. Makanan ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.

4. Cara bergerak sebelum dan sesudah puasa tetap sama.

5. Tabiat dan sifat sebelum dan sesudah puasa tetap sama.


B. PUASA ULAT


Ulat termasuk hewan paling rakus. Karena hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan. Tapi begitu sudah bosan makan, ia lakukan perubahan dengan cara berpuasa. Puasa yang benar-benar dipersiapkan untuk mengubah kualitas hidupnya. Karenanya ia asingkan diri, badannya dibungkus rapat dan tertutup dalam kokon (kepompong) sehingga tak mungkin lagi melampiaskan hawa nafsu makannya.

Setelah berminggu-minggu puasa, maka keluarlah dari kokon seekor makhluk baru yang sangat indah bernama kupu-kupu.

Pelajaran dari puasanya ulat :

1. Wajah ulat sesudah puasa berubah indah mempesona

2. Nama ulat sesudah puasa berubah menjadi kupu-kupu

3. Makanan ulat sesudah puasa berubah mengisap madu

4. Cara bergerak ketika masih jadi ulat menjalar, setelah puasa berubah jadi terbang.

5. Tabiat dan sifat berubah total. ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun. begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu penyerbukan bunga.


Kesimpulan


Puasa seharusnya mampu menghijrahkan diri kita agar semakin taqwa dan mampu menjadi  خير الناس أنفعهم للناس (sebaik-baik manusia ialah yang paling memberikan manfaat bagi manusia lainnya).

Semoga Allah Yang Maha Menyaksikan senantiasa melimpahkan inayah-Nya sehingga setelah ‘kepompong’ Ramadhan ini kita masuki kita kembali pada ke-fitri-an bagaikan bayi yg baru lahir. Sebagaimana seekor ulat bulu yg keluar menjadi seekor kupu-kupu yg teramat indah dan mempesona amiin.

Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, semoga lulus menjadi Muttaqin.

***

RNa © Infokom PD OPI Aceh

0 komentar:

Posting Komentar

جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء

Postingan Populer