Jumat, 19 Maret 2021
Jumat, 17 Juli 2020
PD OPI Aceh usul Abuya Muda Waly dan Abu Hasan Krueng Kalee jadi Pahlawan Nasional
Banda Aceh-Pimpinan Daerah Organisasi Pelajar
Islam (PD OPI) Provinsi Aceh mengusulkan agar Tgk.H. Muhammad Waly Al Khalidy
(Abuya Muda Waly) dan Tgk.H. Muhammad Hasan Krueng Kalee dijadikan pahlawan
nasional. "Abu Muda Waly dan Abu Hasan Krueng Kalee merupakan tokoh agama,
pendidikan, politik dan pejuang yang
sangat berpengaruh dalam upaya memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, bahkan diterimanya Ir. Soekarno sebagai pemimpin Indonesia oleh para
ulama juga tidak terlepas dari pengaruh Abu Muda Waly dan Abu Hasan Krueng
Kalee" ujar Wakil Ketua II PD OPI Aceh, Rozal Nawafil (17/7/2020).
"Sejarah
mencatat peran dan pengaruh penting Abu Muda Waly dan Abu Hasan Krueng Kalee
terhadap eksistensi kemerdekaan Indonesia. Bahkan kiprah kedua Almarhum telah
terbukti dan tidak diragukan lagi dalam upaya pergerakan perjuangan dan pengisi
kemerdekaan. Sehingga sudah sewajarnya kita bersama sama mendukung pengusulan Abu
Tgk. Muda Waly dan Abu Tgk. Hasan Krueng Kalee sebagai pahlawan nasional dan sudah sepantasnya hal ini direspon oleh
pemerintah pusat," ungkap Rozal Nawafil yang juga merupakan
mahasiswa/praja di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Abu
Muda Waly dan Abu Hasan Krueng Kalee berperan dalam upaya merebut dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam berbagai referensi disebutkan bahwa
di masa penjajahan, Abuya Muda Waly dan Abu Hasan Krueng Kalee bersama
ulama-ulama Aceh lainnya terus menggelorakan semangat melawan penjajahan dengan
semangat jihad fissabilillah.
Dalam
perjuangan mempertahankan kemerdekaan pasca proklamasi kemerdekaan
Indonesia, Abu Muda Waly dan Abu Hasan
Krueng Kalee serta para ulama-ulama Aceh lainnya juga melakukan jihad untuk
membela agama dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal itu terbukti pada tanggal
15 Oktober 1945, Abu Hasan Krueng Kalee beserta tiga ulama Aceh lainnya
menandatangani deklarasi perjuangan Maklumat Oelama Seloeroeh Atjeh, Pernyataan
Jihad yang mewajibkan seluruh rakyat Aceh untuk berjihad membela kemerdekaan
Indonesia dan mengusir NICA (Netherlands-Indies Civil Administration) yang
hendak menjajah kembali. Maklumat itu merupakan wujud dukungan ulama Aceh
terhadap kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamirkan. Inti
muatannya, maklumat berisi keyakinan para ulama yang bernilai fatwa: perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah sama dengan perjuangan suci yang
disebut perang sabil meneruskan perjuangan Aceh terdahulu seperti perjuangan
Tgk Chik Di Tiro dan pahlawan lainnya.
Tak
lama setelah keluarnya Maklumat Bersama itu, Pada tanggal 25 Oktober Abu Tgk.
Hasan Krueng Kalee mengeluarkan sebuah seruan tersendiri yang sangat penting.
Seruan ini ditulis dalam bahasa Arab kemudian dicetak oleh Markas Daerah PRI
(Pemuda Republik Indonesia) dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh
ketua umumnya Ali Hasjmy tertanggal 8 November 1945 Nomor 116/1945 dan dikirim
kepada para pemimpin dan ulama diseluruh Aceh. Setelah seruan penting itu
tersiar luas, maka berdirilah barisan Mujahidin di seluruh Aceh yang kemudian
menjadi Mujahidin Devisi Teungku Chik Di Tiro.
Adanya
maklumat itu berdampak positif bagi pemerintahan RI. Berbagai dukungan fisik
dan materil rakyat Aceh untuk membiayai perjuangan Negara Kesatuan Republik
Indonesia tak terbendung, sehingga saat kunjungan pertama Presiden Soekarno ke
Aceh, Juni 1948, dengan lantang Soekarno menyatakan bahwa Aceh dan segenap
rakyatnya adalah modal pertama bagi kemerdekaan RI.
Rozal
Nawafil menjelaskan Organisasi Pelajar Islam (OPI) selaku organisasi serumpun
Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) tidak dapat terpisahkan dari perjuangan
Abu Muda Waly dan Abu Hasan Krueng Kalee. PERTI didirikan di Sumatera Barat
pada 5 Mei 1928, berkembang di Aceh sejak tahun 1940-an. Abuya Muda Waly
merupakan tokoh pertama yang memperkenalkan PERTI di Aceh. “Abu Tgk. H. M.
Hasan Krueng Kalee, Abuya Tgk. H. M. Muda Waly Al Khalidy, Tgk. H. Nyak Diwan,
Tgk. H. M. Saleh Aron, dan beberapa ulama memprakarsai lahirnya Organisasi
PERTI untuk wilayah Aceh.”
“Kiprah
PERTI dalam membina tarbiyah umat islam Aceh sangat besar sebagai wadah
organisasi yang berjuang untuk mempertahankan orisinalitas pemahaman agama
islam di Aceh yang i’tikadnya mengacu
pada faham Ahlussunnah wal Jama’ah (Asy’ariyah dan Maturidiyyah) dan berfiqih
dengan Mazhab Syafi’i. Hampir seluruh dayah di Aceh bernaung di bawah
organisasi ini dan bersanad kepada Abuya Muda Waly dan Abu Hasan Krueng Kalee”.
Dalam
pemilu 1955, PERTI yang menjadi Partai Islam PERTI berhasil memperoleh 465.359
suara atau 1,23% dari total suara pemilih sehingga berhasil memperoleh 7 buah
kursi di Konstituante. Dari 7 kursi tadi, satu jatah kursi diberikan kepada
PERTI Aceh yang diwakili oleh Tgk. H. Muhammad Hasan Krueng Kalee.
Pada
14 oktober 1957, Abuya Syeikh Muda Waly Al-Khalidy dan Abu Muhammad Hasan
Krueng Kalee, serta beberapa ulama lain dari seluruh Indonesia sekitar 500
orang diundang oleh Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno ke Istana Cipanas
untuk membicarakan status Negara RI dan presidennya dalam tinjauan agama Islam,
apakah sah atau tidak. Dalam pertemuan itu, itu tidak semua para ulama setuju
mengangkat Soekarno menjadi pemimpin negara dikarenakan dianggap tidak memenuhi
persyaratan menjadi pemimpin menurut fiqh. Namun, Abuya Muda Waly menjelaskan
bahwa kepemimpinan Soekarno adalah sah, dengan merujuk kitab "Tuhfatul
Muhtaj". Setelah itu maka para peserta pertemuan membaca kitab tersebut
dan juga membaca beberapa kitab yang disarankan oleh Abuya selain kitab Tuhfah.
Akhirnya pertemuan itu menghasilkan pengakuan bahwa apa yang diungkapkan oleh
Abuya adalah benar. Saat itulah Soekarno dinobatkan sebagai Presiden Pertama RI
Dan Abuya Muda Waly menyampaikan Presiden Soekarno adalah Ulil Amri
adh-Dharuuriy bisy syaukah. Hasil putusan itulah yang dilaporkan oleh Menteri
Agama RI KH. Masykur kepada Presiden, dan Presiden Soekarno berterimakasih
kepada Abu Muda Waly dan Abu Hasan Krueng Kalee.
Abu
Muda Waly dan Abu Hasan Krueng Kalee bersama ulama-ulama kaum tua lainnya yang
tergabung dalam PERTI juga tidak
mendukung dan bergabung dengan ulama-ulama kaum muda yang tergabung dalam PUSA
dalam pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Aceh.
Mantan
Gubernur Aceh, Alm. Prof. Ali Hasjmy menyebut Abuya Muda Waly sebagai sosok
yang Nasionalis seperti dikutip dari buku Ayah Kami Abuya Syeikh Muhammad Waly
Al-Khalidy: Bapak Pendidikan Aceh. Di Dayah Darussalam yang dipimpinnya, Abuya
Muda Waly memformulasikan ulang sistem pendidikan pesantren di Aceh pada masa
itu. Di dayah inilah pertama sekali diperkenalkan dua sistem yaitu sistem dayah
tradisional dimana siswa yang mengikuti jalur ini diharuskan untuk belajar
suatu kitab tertentu hingga tamat. Sistem kedua yang diterapkan di dayah ini
adalah sistem madrasah, dimana para siswanya belajar dengan mengikuti pola
tertentu dan menggunakan gedung yang telah ditentukan. Sistem ini juga tidak
mengharuskan siswa untuk menamatkan suatu kitab tetapi harus aktif dalam
diskusi-diskusi yang diselenggarakan di dalam kelas. Sehingga tidak heran jika
Gubernur Aceh (2/9/2008) menggelari Abuya Muda Waly sebagai Tokoh Pendidikan
Aceh.
Abu
Hasan Krueng Kalee juga dikenal sebagai pembaharu sistem pendidikan di Aceh.
Abu Tgk.H. M. Hasan Krueng Kalee bersama Tgk H.Hasballah Indrapuri, Tgk H.Abdul
Wahab Seulimum, Tgk Muhammad Daud Beureueh, Tgk M.Hasbi Ash-Shiddiqy,Tgk.
H.Trienggadeng dll mengadakan Musyawarah Pendidikan Islam di Lubuk, Aceh Besar
(1-2/10/1932) yang membahas masalah pembaruan dan perbaikan pendidikan Islam.
Dayah Darul Ihsan yang dipimpin Abu Hasan Krueng Kalee saat itu pun mengadopsi
sistem pendidikan Islam tradisional moderat.
Abu
Muda Waly dan Abu Krueng Kalee menjadi kharismatik bukan karena diagungkan oleh
masyarakat Aceh pada waktu itu, melainkan pengorbanannya pada Aceh dan
Indonesia yang begitu besar, sehingga ia diberi gelar “Ma’rifaullah” atau “al
A’rif billah”. Gelar itu ia terima pada sebuah forum tingkat tinggi ulama
se-Aceh, 5 Mei 2007, di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Pada pertemuan itu
para ulama Aceh telah sepakat, selain Abu Muda Waly dan Abu Krueng Kalee, ada
dua ulama lainnya yaitu Syaikh Abdurrauf Singkil (Syiah Kuala) dan Hamzah Fansuri
telah sampai pada tingkat Ma’rifatullah.
“Jika
melihat syarat-syarat pahlawan nasional, saya rasa tidak ada alasan untuk tidak
dapat menjadikan Abu Tgk.H. Muhammad Muda Waly dan Abu Tgk. H. Muhammad Hasan
Krueng Kalee menjadi pahlawan nasional Indonesia.” ujar Wakil Ketua II PD OPI
Provinsi Aceh tersebut. []
© Infokom PD OPI Aceh
Jumat, 19 Juni 2020
Menempelkan Kaki saat Shalat
Juni 19, 2020
No comments
Oleh: Gus Ahmad Rifai
***
"Menempelkan kaki dengan kaki saat shalat itu ada haditsnya SHAHIH BUKHARI ?"
Pernah mendengar hal semacam itu ?
'Si dia' dengan bangga menyampaikan bahwa
apa yang ia lakukan (baca : injak-injakkan kaki, atau menempelkan kaki) ada
haditsnya, haditsnya shahih lagi, shahih bukhari bahkan.
📝
Komentar saya :
"Ayo membaca hadits yang komplit dan
lihat penjelasan ulama"
Haditsnya memang betul shahih bukhari
Tapi, jika saya tanya :
"Apakah menempelkan kaki dengan kaki
temannya dilakukan oleh Nabi Muhammad ?"
"Apakah hal tersebut diperintahkan
oleh Nabi Muhammad ?"
"Apakah hal tersebut dipraktekkan oleh
Sahabat Utama ?"
🔅 Maka
jawabannya : TIDAK
(sengaja pake capslock, bukan marah, tapi
biar jelas huehehee)
***
1⃣ Yuk kita simak hadits lengkapnya
:*
🔰Riwayat
Anas bin Malik
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا
زُهَيْرٌ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي وَكَانَ
أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ»
Mengabarkan kepada kami 'Amr bin Khalid
berkata, mengabarkan kepada kami Zuhair dari Humaid dari Anas bin Malik dari
Nabi Muhammad ﷺ : "Tegakkanlah shaf kalian, karena saya melihat kalian
dari belakang pundakku." ada salah seorang diantara kami orang yang
menempelkan bahunya dengan bahu temannya dan telapak kaki dengan telapak
kakinya. (HR. Bukhari)
🔰Riwayat
an-Nu'man bin Basyir
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ, حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا, عَنْ
أَبِي الْقَاسِمِ الْجَدَلِيِّ, قَالَ أَبِي: وحَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ, أَخْبَرَنَا
زَكَرِيَّا, عَنْ حُسَيْنِ بْنِ الْحَارِثِ أَبِي الْقَاسِمِ, أَنَّهُ سَمِعَ النُّعْمَانَ
بْنَ بَشِيرٍ, قَالَ: أَقْبَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَجْهِهِ
عَلَى النَّاسِ, فَقَالَ: ” أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ, ثَلَاثًا وَاللهِ لَتُقِيمُنَّ
صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ ” قَالَ: ” فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ
يُلْزِقُ كَعْبَهُ بِكَعْبِ صَاحِبِهِ, وَرُكْبَتَهُ بِرُكْبَتِهِ وَمَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِهِ
An-Nu’man bin Basyir berkata : Rasulullah ﷺ
menghadap kepada manusia, lalu berkata : "Tegakkanlah shaf kalian!",
tiga kali. Demi Allah, tegakkanlah shaf kalian, atau Allah akan membuat
perselisihan diantara hati kalian. Lalu an-Nu’man bin Basyir berkata: Saya
melihat seorang laki-laki menempelkan mata kakinya dengan mata kaki temannya,
lutut dengan lutut dan bahu dengan bahu. (HR. Bukhari)
2⃣ Bagaimana sih perintah Nabi
Muhammad ﷺ ketika itu ?
Beliau ﷺ bersabda :
أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ
Tegakkanlah shaf / barisan kalian
Jadi, beliau tidak memerintahkan untuk
menempelkan kaki, tapi beliau memerintahkan untuk menegakkan shaf dalam artian
merapikan, meluruskan, dan merapatkan shaf.
🚫 bukan
memerintahkan untuk menempelkan kaki dengan kaki temannya
3⃣ Lalu, siapa yang menempelkan
kaki ketika itu ? Berapa jumlahnya ?
Baca lagi hadits di atas
🔰
```Anas bin Malik``` mengatakan :
[وَكَانَ أَحَدُنَا]
salah satu diantara kami
Baca lagi hadits di atas
🔰
```an-Nu'man bin Basyir``` mengatakan :
[رَأَيْتُ الرَّجُلَ]
Saya melihat seorang laki-laki dari kami
🔖 Jadi,
dari sekian banyak sahabat yang ikut sholat berjamaah bersama dengan Nabi ﷺ,
semua shalatnya wajar.
Ada orang yang menempelkan kaki dengan kaki
temannya dan jumlahnya hanya satu orang.
Sampai sini bisa dipahami ya❓
Bisa In syaa Allah
4⃣ Perbuatan satu orang sahabat,
apalagi tidak ada yang mengenalnya, TIDAK BISA DIJADIKAN HUJJAH
Al-Amidi (w. 631 H) salah seorang pakar
Ushul Fiqih menyebutkan:
ويدل على مذهب الأكثرين أن الظاهر من الصحابي
أنه إنما أورد ذلك في معرض الاحتجاج وإنما يكون ذلك حجة إن لو كان ما نقله مستندا إلى
فعل الجميع لأن فعل البعض لا يكون حجة على البعض الآخر ولا على غيرهم
Menurut madzhab kebanyakan ulama’,
perbuatan sahabat dapat menjadi hujjah jika didasarkan pada perbuatan semua
sahabat. Karena perbuatan sebagian tidak menjadi hujjah bagi sebagian yang
lain, ataupun bagi orang lain. (Lihat :Al-Amidi; w. 631 H, Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam,
hal. 2/99)
💠 Jadi,
kalau kita mau fair ingin mengamalkan perbuatan sahabat;
✔ mari kita
Taraweh 20 raka'at, karena itu dilakukan oleh ```Sayyidina Umar bin Khattab Al
Faruq``` dan disetujui semua sahabat,
✔ begitu juga
Adzan Jumat 2x dilakukan dizaman ```Sayyidina Utsman bin Affan```
*Kalau injak2kan kaki ❓*
Hanya satu orang sahabat, dan tidak dikenal
siapa dia, serta perbuatannya menyelisihi mayoritas sahabat.
5⃣ *Mana buktinya bahwa sahabat
yang lain tidak menempelkan kaki dengan kaki temannya ?*
🔰 Lihat
bagaimana kata sang periwayat hadits, yaitu ```Anas bin Malik```:
وَزَادَ مَعْمَرٌ فِي رِوَايَتِهِ وَلَوْ فَعَلْتُ
ذَلِكَ بِأَحَدِهِمُ الْيَوْمَ لَنَفَرَ كَأَنَّهُ بغل شموس
Ma’mar menambahkan dalam riwayatnya dari
Anas; jika saja hal itu (menempelkan kaki) saya lakukan dengan salah satu dari
mereka saat ini, maka mereka akan lari sebagaimana keledai yang lepas. _[Ibnu
Hajar, Fathu al-Bari, hal. 2/211]_
*Kenapa bisa begitu ?*
```Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H)```
menuliskan:
الْمُرَادُ بِذَلِكَ الْمُبَالَغَةُ فِي تَعْدِيلِ
الصَّفِّ وَسَدِّ خَلَلِهِ
(Yang dilakukan sahabat tersebut adalah)
berlebih-lebihan dalam meluruskan shaf dan menutup celah. _[Ibnu Hajar, Fathu
al-Bari, hal. 2/211]_
6⃣ *Lalu, siapa yang pertama kali
mengatakan bahwa menempelkan kaki dengan kaki itu adalah termasuk kesempurnaan
sholat bahkan termasuk hal yang wajib ?*
🔰 Ia
adalah ```Ustadz Nashiruddin al-Albani.```
وقد أنكر بعض الكاتبين في العصر الحاضر هذا الإلزاق,
وزعم أنه هيئة زائدة على الوارد, فيها إيغال في تطبيق السنة! وزعم أن المراد بالإلزاق
الحث على سد الخلل لا حقيقة الإلزاق, وهذا تعطيل للأحكام العملية, يشبه تماما تعطيل
الصفات الإلهية, بل هذا أسوأ منه
Sebagian penulis zaman ini telah mengingkari
adanya _ilzaq (menempelkan mata kaki, lutut, bahu)_, hal ini bisa dikatakan
menjauhkan dari menerapkan sunnah. Dia menyangka bahwa yang dimaksud dengan
“ilzaq” adalah anjuran untuk merapatkan barisan saja, bukan benar-benar
menempel. Hal tersebut merupakan ta’thil _(pengingkaran)_ terhadap hukum-hukum
yang bersifat alamiyyah, persis sebagaimana ta’thil _(pengingkaran)_ dalam
sifat Ilahiyyah. Bahkan lebih jelek dari itu.
_(Al-Albani : Silsilat al-Ahadits
as-Shahihah, hal. 6/77)_
Jadi beliau menganggap bahwa orang yang
mengatakan ilzaq adalah anjuran untuk merapatkan shof, bukan menempelkan kaki,
adalah pendapat yang salah, karena bagi beliau ilzaq adalah menempelkan kaki,
lutut, dan bahu.
7⃣ *Pendapat Ustadz Al-Albani
bertentangan dengan pendapat Ulama Salafi _(wahabi, pen)_ yang lain.*
🔰
```Ustadz Muhammad bin Shalih al-Utsaimin``` berkata:
أن كل واحد منهم يلصق كعبه بكعب جاره لتحقق المحاذاة
وتسوية الصف, فهو ليس مقصوداً لذاته لكنه مقصود لغيره كما ذكر بعض أهل العلم, ولهذا
إذا تمت الصفوف وقام الناس ينبغي لكل واحد أن يلصق كعبه بكعب صاحبه لتحقق المساواة,
وليس معنى ذلك أن يلازم هذا الإلصاق ويبقى ملازماً له في جميع الصلاة.
Setiap masing-masing jamaah hendaknya
menempelkan mata kaki dengan jamaah sampingnya, agar shof benar-benar lurus.
Tapi menempelkan mata kaki itu bukan tujuan intinya, tapi ada tujuan lain. Maka
dari itu, jika telah sempurna shaf dan para jamaah telah berdiri, hendaklah
jamaah itu menempelkan mata kaki dengan jamaah lain agar shafnya lurus.
"Maksudnya bukan terus menerus menempel sampai selesai shalat."
_(Lihat : Muhammad bin Shalih al-Utsaimin; w. 1421 H, Fatawa Arkan al-Iman,
hal. 1/ 311)_
🔰
```Ustadz Abu Bakar Zaid (w. 1429 H / 2007 M,``` adalah salah seorang ulama
Saudi yang pernah menjadi Imam Masjid Nabawi, dan menjadi salah satu anggota
Haiah Kibar Ulama Saudi) :
وإِلزاق الكتف بالكتف في كل قيام, تكلف ظاهر وإِلزاق
الركبة بالركبة مستحيل وإِلزاق الكعب بالكعب فيه من التعذروالتكلف والمعاناة والتحفز
والاشتغال به في كل ركعة ما هو بيِّن ظاهر.
Menempelkan bahu dengan bahu di setiap
berdiri adalah takalluf (memberat-beratkan) yang nyata. Menempelkan dengkul
dengan dengkul adalah sesuatu yang mustahil, menempelkan mata kaki dengan mata
kaki adalah hal yang sulit dilakukan. _(La Jadida fi Ahkam as-Shalat hal. 13)_
🔰
```Abu Bakar Zaid``` melanjutkan:
فهذا فَهْم الصحابي – رضي الله عنه – في التسوية:
الاستقامة, وسد الخلل لا الإِلزاق وإِلصاق المناكب والكعاب. فظهر أَن المراد: الحث
على سد الخلل واستقامة الصف وتعديله لا حقيقة الإِلزاق والإِلصاق
Inilah yang difahami para shahabat dalam
_taswiyah shaf: Istiqamah, menutup sela-sela_ Bukan menempelkan bahu dan mata
kaki. Maka dari itu, maksud sebenarnya adalah *anjuran untuk menutup sela-sela,
istiqamah dalam shaf, bukan benar-benar menempelkan.*
🔰
Bahkan pendapat Ustadz Al-Albani juga bertentangan dengan pendapat Madzhab
Hambali
```Ibnu Rajab al-Hanbali (w. 795 H)``` :
حديث أنس هذا: يدل على أن تسوية الصفوف: محاذاة
المناكب والأقدام
Hadits Anas ini menunjukkan bahwa yang
dimaksud meluruskan shaf adalah lurusnya bahu dan telapak kaki. _(Lihat: Ibnu
Rajab al-Hanbali; w. 795 H, Fathu al-Bari, hal.6/ 282)._
8⃣ *Bagaimana sebenarnya cara
merapatkan shof yang sempurna ?*
وتعتبر المسافة في عرض الصفوف بما يهيأ للصلاة
وهو ما يسعهم عادة مصطفين من غير إفراط في السعة والضيق اهـ جمل.الكتاب : بغية المسترشدين
ص 140
“Disebutkan bahwa
ukuran lebar shof ketika hendak sholat yaitu yang umum dilakukan oleh
seseorang, dengan tanpa berlebihan dalam lebar dan sempitnya.” _(Bughyatul
Mustarsyidin hal 140)_
Umpama-pun mau menempelkan,
"tempelkanlah bagian yang terluar dari tubuh kita saat berdiri,"
mana itu ?
Ya kalau berdiri normal, kalau berdiri
normal hlo ya, bagian terluar dari tubuh kita yaitu pundak atau bahu kita
sesuai sabda Nabi Muhammad saw :
أَقِيمُوا الصُّفُوفَ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ
وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ وَلَا تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ
”Luruskan shof,
rapatkan pundak, dan tutup celah, serta perlunak pundak kalian untuk
saudaranya, dan jangan tinggalkan celah untuk setan.” (HR. Abu Daud no. 666)
〽 “perlunak pundak kalian untuk
saudaranya” maksudya adalah hendaknya dia berusaha agar pundaknya tidak
mengganggu orang lain.
Jadi, sekali lagi, ayo pahami hadits secara
Cerdas ❗
Salam Cerdas ❣
Wallahu a'lam bis shawab
========= ❁❁❁❁ =========
Instagram : @buyasoni
Telegram : @buyasoni
Facebook : Buya Soni
Youtube : Buya Soni
🌏
www.buyasoni.com
========= ❁❁❁❁ ========
© Infokom PD OPI Aceh
Aceh dalam Indonesia, Sikap Siyasah Abu Hasan Krueng Kalee
Juni 19, 2020
No comments
Dalam biografi singkat “Teungku Haji Muhammad Hasan Krueng Kalee (1886-1973): Ulama Besar dan Guru Umat” yang diterbitkan Yayasan Darul Ihsan Tgk Hasan Krueng Kalee disebutkan, pada hakikatnya seseorang yang ingin mendalami kandungan Alquran dengan baik dan benar, mutlak harus mengetahui Sirah Nabawiyah sebagai upaya mengambil suatu hukum dan i’tibar serta memahami dengan benar ilmu fiqh sirah.
Hal itulah yang dipraktikkan Abu dalam menghadapi berbagai peristiwa politik yang terjadi di Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya semasa hidupnya.
Perannya sebagai seorang ulama salafi dan sufi terkemuka, tidak membuatnya jauh dari berbagai persoalan-persoalan umat. Kiprahnya selalu hadir mengiringi setiap peristiwa yang muncul di sekelilingnya.
Salah satu hal yang masih membekas pada rakyat Aceh adalah lahirnya “Makloemat Oelama Seloeroeh Atjeh” pada 15 Oktober 1945. Maklumat itu dicetak dalam bentuk selebaran dan dibagikan ke seluruh Aceh dan wilayah Sumatera.
Maklumat itu dikeluarkan di Kutaradja (Banda Aceh). Diprakarsai oleh empat tokoh ulama yang mewakili seluruh ulama Aceh, yakni Tgk H M Hasan Krueng Kalee, Tgk M Daud Beureueh, Tgk H Dja’far Siddik Lamjabat dan Tgk Ahmad Hasballah Indrapuri. Maklumat itu merupakan wujud dukungan ulama Aceh terhadap kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamirkan Presiden Soekarno.
Inti muatannya, maklumat berisi keyakinan para ulama yang bernilai fatwa: perjuangan mempertahakan kemerdekaan Indonesia adalah sama dengan perjuangan suci yang disebut perang sabil (jihad fi sabilillah) meneruskan perjuangan Aceh terdahulu seperti perjuangan Tgk Chik di Tiro dan pahlawan kebangsaan lainnya.
Legitimasi maklumat mewakili rakyat Aceh ini juga mendapat dukungan penuh dengan dicantumkannya atau diketahui oleh Teuku Nyak Arif selaku Residen Aceh dan disetujui oleh Tuwanku Mahmud (keturunan Sultan Aceh) selaku Komite Nasional Indonesia Daerah Aceh (KNIDA).
Tak lama setelah keluarnya Maklumat Bersama itu, Abu mengeluarkan seruan/maklumat tersendiri. Seruan yang sangat penting atas nama pribadinya pada 25 Oktober 1945. Isinya tak jauh beda dengan maklumat bersama.
Seruan yang ditulis dalam bahasa Arab Jawi itu dicetak oleh Markas Daerah PRI (Pemuda Republik Indonesia). Disertai surat pengantar yang ditandatangani Ketua Umum PRI, Ali Hasjmy, 8 November 1945 dengan Nomor 116/1945. Maklumat itu kemudian dikirim ke seluruh pimpinan dan ulama Aceh.
Adanya maklumat itu berdampak positif bagi pemerintahan RI. Berbagai dukungan fisik dan materil rakyat Aceh untuk membiayai perjuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia tak terbendung, sehingga saat kunjungan pertama Presiden Soekarno ke Aceh, Juni 1948, dengan lantang Soekarno menyatakan bahwa Aceh dan segenap rakyatnya adalah modal pertama bagi kemerdekaan RI.
Pengorbanan Abu Hasan, baik secara materi dan nonmateri demi kemerdekaan Republik Indonesia tidak bisa dianggap enteng. Hal ini dilakukan karena motivasi beliau untuk terus melaksanakan tugas sebagaimana perintah Islam untuk membela tanah air.
Oleh karenanya, pernyataan Abu Kreung Kalee untuk menolak bergabung dengan RI , dalam rapat besar membahas sikap Aceh terhadap tawaran bergabung dengan-Republik Federasi Sumatera harus dilihat dengan kacamata kontekstual.
Abu Hasan menyarankan agar Tgk. Daud Beureueh mengambil tawaran oleh Tgk Dr. Mansur, karena merasa bahwa Indonesia sudah lumpuh dan tidak
memiliki harapan lagi.
Karena secara de facto, Belanda sudah menguasai semua daerah Indonesia kecuali Aceh. Ditambah lagi sepertinya Abu Krueng Kalee tidak mempercayai janji-janji yang diberikan oleh Soekarno.
Bagi Abu Krueng Kalee, karena kondisi
kepemimpinan RI yang sudah vakum itu, maka secara hukum agama, mendirikan negara sendiri adalah langkah yang tepat. Ia mengatakan kepada Tgk. Daud Bereueh yang mendapatkan surat kaleng 1949 dari Belanda untuk memisahkan diri dari Indonesia
" Kalau mau senang, lepaskan Aceh dari RI, ambil yang baik meskipun itu keluar dari mulut rimueng (harimau)”.
kepemimpinan RI yang sudah vakum itu, maka secara hukum agama, mendirikan negara sendiri adalah langkah yang tepat. Ia mengatakan kepada Tgk. Daud Bereueh yang mendapatkan surat kaleng 1949 dari Belanda untuk memisahkan diri dari Indonesia
" Kalau mau senang, lepaskan Aceh dari RI, ambil yang baik meskipun itu keluar dari mulut rimueng (harimau)”.
Namun usulan ini ditolak oleh Daud Beureueh.
" ... Sebab itu, kita tidak bermaksud membentuk suatu Aceh Raya, karena kita di sini bersemangat Republiken. Untuk itu, undangan dari Wali Negara Sumatera Timur itu kita pandang sebagai tidak ada saja, dari karena itu tidak kita balas.”
" ... Sebab itu, kita tidak bermaksud membentuk suatu Aceh Raya, karena kita di sini bersemangat Republiken. Untuk itu, undangan dari Wali Negara Sumatera Timur itu kita pandang sebagai tidak ada saja, dari karena itu tidak kita balas.”
Sikap Abu Hasan ini tidak bisa dipahami bahwa beliau tidak ingin bergabung dengan Republik Indonesia atau tidak mendukung pemerintahan Soekarno. Karena pada beberapa kesempatan beliau dengan tegas mendukung posisi Presiden Soekarno sebagai presiden Indonesia.
Bahkan, ketika banyak ulama Indonesia menyatakan bahwa kepemimpinan Soekarno tidak sah menurut hukum Islam, Abu Krueng Kalee dan Syekh Muda Wali Al Khalidi menyatakan keabsahan pemerintah Soekarno dengan terminologi “ulil amri dharuribissyaukah”.
Artinya, pemerintahan Soekarno adalah pemerintahan yang sah untuk sementara waktu hingga terbentuknya pemerintahan Islam yang sah dan benar.
Artinya, pemerintahan Soekarno adalah pemerintahan yang sah untuk sementara waktu hingga terbentuknya pemerintahan Islam yang sah dan benar.
Selain itu, dukungan terhadap Republik Indonesia juga terus ditunjukkannya bahkan ketika harus bertentangan dengan Tgk. Daud Beureueh.
Tgk. Daud Beureueh yang kecewa dengan pengingkaran janji Soekarno merasa harus mengangkat senjata dengan menyatakan Aceh bergabung dalam Negara Islam Indonesia (NII) pimpinan SM Kartosoewirjo. Namun Abu Hasan menentang ide tersebut. la bahkan mengutuk gerakan DI/ TII melalui pernyataan Ulama-ulama besar Aceh pada tanggal 23 September
1953.
1953.
Karena menurutnya, Pemerintahan Indonesia saat itu adalah adalah kepemimpinan yang sah, sehingga melawan pemerintahan yang sah adalah tindakan bughah menurut hukum Islam, dan dapat menyebabkan kerusakan dalam masyarakat.
la berkomentar-Tulong neupeugah bak Tgk. Daud “peu ek geulayang watee na angen. bek peu ek geulayang watee hana angen" (Tolong sampaikan pada Tgk. Daud, naikkan layangan ketika ada angin jangan naikkan layangan ketika tidak ada angin).
Sehingga Abu bersama ulama-ulama kaum tua lainnya yang tergabung dalam PERTI tidak mendukung dan bergabung dengan ulama-ulama kaum muda yang tergabung dalam PUSA dalam pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Aceh. Hal inilah yang membuat beberapa dayah milik ulama PERTI sempat diteror oleh gerilyawan DI/TII.
Kebijaksanaan Abu Hasan juga terlihat pada cara ia mengambil keputusan pada Perang Cumbok. Sebelum mengambil keputusan yang besar, beliau tetap menemui Teuku Daud Cumbok dan berusaha membujuknya agar menghentikan perang saudara antara kaum uleebalang pimpinan T. Daud Cumbok dengan kaum teungku pimpinan Tgk. Daud Beureueh. Yang mana sejatinya dua orang ini juga adalah murid dari Abu Hasan Krueng Kalee.
Bahkan Abu Hasan menyampaikan dalil QS. 49 ayat 9 agar T. Daud Cumbok bersedia berkomukasi secara damai mengenai kemerdekaan Indonesia, namun Teuku Daud Cumbok menjawab:
”Teungku nyang Guree lon tuan. Lon
ka ditrom le’ si Daud lam leuhob, hanjeut lon teubit lei. Jadi hanjeut lon surut le’. Aleuhnyan, lon pih ureung
Aceh. Nyawong pih saboh, hana dua” (Teungku, guru saya. Saya sudah ditendang
ke dalam lumpur oleh si Daud (maksudnya Tgk. Daud Beureueh), pimpinan Persatuan Ulama
Seluruh Aceh (PUSA), jadi tidak mungkin keluar lagi. Lagi pula saya orang Aceh. Nyawa hanya
satu, tidak ada dua).
Kemudian Tgk. Syekh Abu Krueng Kalee kembali bertanya: “Nyan nyang
Teuku peugah kabeeh neupikee?”. (Yang Teuku katakan itu apa sudah dipikirkan dengan matang?).
Teuku Daud Cumbok menjawab: “Ka” (sudah). Tgk. Syekh Abu Krueng Kalee kembali bertanya: “Meunyoe lon preh, lon bi watee neupikee, peu neupikee lom atau han?” (Jika saya tunggu untuk beri waktu Teuku berpikir, apa Teuku mau?) Jawab Teuku Daud Cumbok: “Hana lon pikee le”
(Tidak perlu saya pikir lagi).
Teuku Daud Cumbok menjawab: “Ka” (sudah). Tgk. Syekh Abu Krueng Kalee kembali bertanya: “Meunyoe lon preh, lon bi watee neupikee, peu neupikee lom atau han?” (Jika saya tunggu untuk beri waktu Teuku berpikir, apa Teuku mau?) Jawab Teuku Daud Cumbok: “Hana lon pikee le”
(Tidak perlu saya pikir lagi).
Tgk. Syekh Abu Krueng Kalee kembali bertanya: “Lon tanyong sigoe
teuk, kabeeh neupikee?” (Saya ulang sekali lagi, apa sudah dipikir dengan matang-matang?). Teuku
Daud Cumbok menjawab: “Ka abeeh” (sudah).
Begitulah sikap siyasah (politik) Abu Hasan Krueng Kalee yang selalu mengambil jalan tengah (wasathah) demi Nanggroe Aceh yang damai (Darussalam).
Semoga beliau ditempatkan di maqam tertinggi disisi Allah Subhanahuwa Ta'ala.
https://youtu.be/9qPVGR1F9ds
https://youtu.be/NSscw1vwHFE
Selasa, 12 Juni 2018
Menyikapi Persahabatan
Sahabat/Teman terbagi menjadi 3 tipe :
‘
الأول
: صديق منفعة : وهو الذي يصادقك ما دام ينتفع منك بمال ، أو جاه ، أو بغير ذلك ،
فإذا انقطع الانتفاع فهو عدوك لا يعرفك ولا تعرفه ، وما أكثر هؤلاء ، وما أكثر
الذين يلمزون في الصدقات
1. Teman Manfa’ah
Yaitu orang yang berteman denganmu selama dia bisa
mengambil manfaat darimu, entah itu harta, kedudukan, atau yang lain. Jika
manfaat tersebut terputus maka ia menjadi musuhmu, dia tidak mengenalmu dan kamu
tidak pula mengenalnya. Dan alangkah banyaknya orang semacam ini, alangkah
banyaknya orang yang mencela dalam masalah shodaqoh. Firman Allah subhanahu
wata’ala :
‘
(
وَمِنْهُم مَّن يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُواْ مِنْهَا رَضُواْ
وَإِن لَّمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ ( التوبة : 58
“Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu dalam masalah
shodaqoh, jika mereka diberi sebagian dari shodaqoh tersebut, mereka bersenang
hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian darinya, dengan serta-merta mereka
menjadi marah.”[QS. at-Taubah : 58]
‘
صديق لك حميم ترى أنه من أعز الناس عندك ، وأنت من أعز الناس عنده
يسألك يوم من الأيام يقول : أعطني كتابك أقرأ فيه ، فتقول : والله الكتاب أنا
محتاج إياه غدًا ، فينتفخ عليك ويعاديك ، هل هذا صديق !؟ هذا صديق منفعة .
Anda
memandang teman dekatmu itu termasuk di antara manusia yang paling lemah, dan
anda dipandang sebagai manusia yang paling lemah pula olehnya. Jika pada suatu hari
temanmu memohon kepadamu seraya berkata : “Pinjamkan kitabmu kepadaku, agar aku bisa membaca
isinya?” Kemudian anda menjawab : “Demi Allah, aku juga membutuhkannya
besok.” Lalu dia menjadi marah kepadamu dan memusuhimu. Apakah
org semacam ini adalah teman? Orang semacam ini adalah teman manfa’ah.
‘
الثاني : صديق لذة : يعني لا يصادقك إلا لأنه يتمتع بك في المحادثات
والمآنسات والمسامرات ، ولكنه لا ينفعك ، ولا تنتفع به منه أنت ، كل واحد منكم لا
ينفع الآخر ، ليس إلا ضياع وقت فقط ، هذا – أيضًا – احذر منه أن يضيع أوقاتك .
2. Teman Ladzdzah
Yaitu tidaklah dia menemanimu kecuali untuk bersenang-senang
dengan anda, baik dalam berbincang-bincang, bersenda-gurau dan mengobrol. Akan
tetapi dia tidak memanfaatkan anda dan anda pun tidak memanfaatkan dia. Setiap
orang tidak saling memanfaatkan kepada yang lain, tiada lain hanyalah untuk
menghabiskan/menyia-nyiakan waktu saja. Teman jenis ini juga aku peringatkan
anda dari nya karena hanya menyia-nyiakan waktu anda.
‘
الثالث : صديق فضيلة : يحملك على ما يزين وينهاك عن ما يشين ، ويفتح لك
أبواب الخير ويدلك عليه ، وإذا زللت ينهاك على وجه لا يخدش كرامتك ، هذا هو صديق
الفضيلة » أ.ھ
3. Teman Fadhilah
Yaitu teman yang membawamu kepada apa-apa yang
memperindahmu dan melarangmu dari apa-apa yang memperburukmu. Dia juga
membukakanmu pintu-pintu kebaikan dan menunjukkanmu kepada pintu tersebut. Dan
jika anda tergelincir, maka dia melarangmu dengan suatu cara tanpa harus
merobek/mencela kemuliaanmu. Maka inilah teman yang utama.
Nilai Persahabatan Dalam Islam
Persahabatan merupakan sebuah nilai yang harus ditanamkan
sejak dini. Karena bagaimanapun orang yang memiliki banyak sahabat dipercaya
akan lebih mudah dalam menjalani kehidupannya. Sebagaimana sebuat kiasan
“Semakin banyak sahabat semakin banyak rezeki”.
Perumpamaan ini benar adanya, karena talu silaturahmi yang
selalu terjaga akan bisa membuka pintu rezeki. Karena itu, sangatlah penting
untuk memahami nilai persahabatan dalam islam sebagaimana nilai iman dalam
islam . Oleh sebab itu, dalam poin berikut akan dijelaskan secara lengkap
mengenai 10 nilai persahabatan dalam islam yang patut diketahui.
1. Mengokohkan Satu Sama Lain
Islam memandang persahabatan ibarat sebagai sebuah
bangunan. Dimana nilai persahabatan merupakan pondasi bangunan yang akan saling
menguatkan. Jika pondasi tersebut kuat maka kokohlah bangunan tersebut.
Sebagaimana hadist dibawah ini :
“Seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti
bangunan yang saling mengokohkan satu dengan yang lain.” (HR. Bukhari – Muslim).
2. Menimbulkan Rasa Kasih Sayang
Nilai persahabatan akan menimbulkan rasa cinta kasih yang
akan semakin memperkuat ikatan kebersamaan. Diumpamakan bahwa persahabatan
ialah seperti amggota tubuh, jika ada yang sakit, maka bagian tubuh yang lain
akan ikut merasakannya. Dikutip dari hadist riwayat muslim berikut :
“Perumpamaan mukmin dalam hal saling mencintai dan berkasih
sayang adalah ibarat satu satu tubuh, apabila satu organnya merasa sakit, maka
seluruh tubuhnya turut merasakan hal yang sama, sulit tidur dan merasakan
demam.” (HR. Muslim).
3. Sahabat Baik Akan Menjadi Sahabat Allah
Allah sangat mencintai umatnya yang saling bersahabat dalam
hal kebaikan. Begitupula dengan Rasulullah SAW beliau menjabarkannya dalam
hadist berikut :
“Sebaik baik sahabat di sisi Allah ialah orang yang terbaik
terhadap temannya dan sebaik baik jiran di sisi Allah ialah orang yang terbaik
terhadap jirannya.” (HR Al-Hakim).
Dalam hadist diatas menjelaskan bahwa, sahabat baik di sisi
Allah adalah mereka yang mampu menjadi sahabat baik untuk temannya. Artinya
bahwa mereka yang memiliki nilai persahabatan tulus akan memiliki nilai dimata
Allah SWT. Meskipun ada banyak type manusia yang bersahabat dengan memiliki
banyak kepentingan di belakangnya. Namun, percayalah bahwa Allah SWT mengetahi
hal tersebut.
4. Mereka Yang Bersahabat Karena Allah Akan Membuat Para
Syuhada dan Nabi Menjadi Iri
“Di sekitar Arsy-Nya ada menara-menara dari cahaya, di
dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya, wajah-wajah mereka pun
bercahaya. Mereka bukan para nabi dan syuhada, hingga para nabi dan syuhada pun
iri kepada mereka.” Ketika para sahabat bertanya, Rasulullah menjawab, ‘Mereka
adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat karena
Allah, dan saling berkunjung karena Allah.” (HR. Tirmidzi).
Dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa, mereka yang
menjalin persahabatan karena Allah, kelak akan memiliki cahaya, wajah mereka
bercahaya dan bahkan pakaian mereka juga dibuat dari cahaya. Hal ini kemudian
akan membuat iri kaum syuhada dan para Nabi. Karena itulah, menunjukka
bahwa betapa muluanya dan beruntungnya mereka yang menjalin persahabatan karena
Allah.
5. Sahabat Terbaik Adalah Ia Yang Senantiasa
Mengingatkanmu Kepada Allah
Dalam hidup ini, menemukan sahabat terbaik bukanlah hal
yang mudah. Karena ridak bisa dipungkiri bahwa, setiap manusia memiliki
kepentingan dalam menjalin sebuah hubungan tidak terkecuali sebuah
persahabatan. Namun, jika anda bisa menemukam sosok sahabat yang selalu membuat
anda mengingatNya, maka ia merupakam sosok spesial dan sahabat terbaik bagi
anda. Seperti dalam hadist berikut :
“Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat
wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu
agama, melihat gerak-gerinya teringat mati. Sebaik-baik sahabat di sisi Allah
ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan sebaik-baik tetangga di sisi
Allah ialah orang yang terbaik terhadap tetangganya.” (HR. Hakim)
6. Sahabatmu Ialah Cerminan Dirimu
Dimana anda hidup, siapa sajakah orang yang anda ajak
berteman tentu akan sangat berpengaruh kepada pembentukan karakter diri anda.
Lebih gampangnya bahwa jika anda berteman dengan orang sholeh maka anda akan
mengikutinya, sebaliknya jika anda bersahabat dengan orang yang kurang baik
akhlaqnya maka pasti akan berpengaruh juga kepada anda. Karenanya, sangat
penting memilih sahabat yang memiliki karakter dan akhal yang baik. Seperti
juga dalam hadist berikut.
“Seseorang itu tergantung pada agama sahabatnya, maka
perhatikanlah salah seorang dari kamu kepada siapa dia bersahabat.” (HR Abu
Daud)
7. Persahabatan Karena Allah Akan Mendapatkan NaunganNya
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:
“Sesunguhnya kelak di Hari Kiamat Allah akan berfirman, ‘Di
mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku
akan memberikan naungan kepadanya dalam naungan-Ku disaat tidak ada naungan
kecuali naungan-Ku’ “ (HR Muslim)
Allah SWT menjanjikan kepada mereka yang menjalin
oersahabatan karena Allah. Bahwa kelak akan memberikan nauangan pada saat hari
kiamat tiba. Bersama dengan tujuh golongan lainnya, mereka yang bersahabat
karena Allah akan mendapatkan nikmat dan kemuliaan yang tiada tara kelak.
8. Kecintaan Allah Kepadamu Setara Dengan Cintamu Kepada
Sahabatmu
Allah sangat mencintai umatnya yang saling beersahabat.
Sebagai mana dalam sebuah kisah berikut. Sesungguhnya ada seseorang yang
mengunjungi saudaranya di kota lain. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk
mengikutinya. Ketika malaikat sampai kepadanya, ia berkata,
“Hendak ke mana engkau?” Orang itu berkata, “Aku akan
mengunjungi saudaraku di kota ini.” Malaikat berkata, “Apakah ada hartamu yang
dikelola olehnya?” Ia berkata, “Tidak ada, hanya saja aku mencintainya karena
Allah.” Malaikat itu kemudian berkata, “Sesunggunya aku adalah utusan Allah
kepadamu. Aku diperintahkan untuk mengatakan bahwa Allah sungguh telah
mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai saudaramu itu karena Allah.”
(HR. Muslim)
9. Kelak Engkau dan Sahabat Baikmu Akan di Pertemukan
Kembali
Kehidupan manusia tidaklah abadi, kita hanya sementara
hidup di dunia. Tentunya, pada kehidupan selanjutnya kita berharap dapat
bertemu dengan orang yang kita cintai dan kasihi termasuk sahabat kita. Allah
memberikan kemuliaan bagi mereka yang bersahabat karena Allah. Sebagimana dalam
sebuah hadist berikut :
“Apabila dua orang laki-laki saling mencintai dan mengasihi
di jalan Allah, yang satu berada di timur, sedangkan yang satu lagi berada di
barat, maka Allah SWT akan mengumpulkan keduanya di hari kiamat dan berkata,
“Inilah orang yang telah engkau cintai di jalan-Ku.” (HR Ibnu Asakir dari Ibnu
Abbas)
10. Sahabat Baik Merupakan Nikmat yang Diberikan
Allah SWT Kepada Umatnya
Islam merupakan salah satu nikmat terbesar yang telah di
berikan oleh Allah SWT kepada umat manusia. Namun, tahukah anda bahwa bahwa
ternyata ada nikmat lain yang tidak bisa anda sangkal. Hal tersebut tidak lain
adalah sahabat baik yang anda miliki. Seperti pernyataan yang disampaikan Umar
Bin Al-Khatab berikut :
“Tidak ada nikmat yang lebih besar dari seorang saudara
yang shalih yang Allah berikan kepada seorang hamba setelah Agama Islam. Bila
salah seorang kalian mendapat kasih sayang dari saudara/kawannya, peganglah
erat-erat persahabatan tersebut” (Umar Bin Al-Khatab)
Nilai persahabatan dalam islam yang patut di ketahui.
Menjadi salah satu nikmat yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia dan juga
sebagai fungsi agama islam itu sendiri . Memiliki sahabat merupakan salah satu
bentuk makhluk sosial yang tidak dapat dipungkiri dan merupakan hakikat manusia
menurut islam . Karena hal tersebut memilih sahabat baik juga merupakan sebuah
tugas yang tidak mudah.
Salah Sangka dalam Persahabatan
(1) Persahabatan
tidak mengharuskan sahabatmu tidak boleh salah kepadamu. Sahabatmu -sebagaimana
dirimu- pasti punya kekurangan dan kesalahan, bahkan bisa jadi berbuat
salah kepadamu.
Pepatah berkata:
تُرِيْدُ صَاحِبًا لاَ عَيْبَ فِيْهِ ...فَهَلِ الْعُوْدُ
يَفُوْحُ بِلاَ دُخَانِ
"Kau menghendaki seorang sahabat yang tidak ada
kekurangannya?... Apakah ada kayu gaharu yang mengeluarkan bau wangi tanpa
asap??
(2) Persahabatan
tidaklah mengharuskan engkau harus terus berada bersamanya dan
menghabiskan waktumu bersamanya, sehingga akhirnya waktu untuk suamimu/istrimu,
anakmu, kerabatmu, dan untuk Rabmu akhirnya terkorbankan. Justru jika sering bertemu
akan menghilangkan/memudarkan rasa cinta dan rindu, berbeda jika tidak
keseringan bertemu.
Nabi SAW bersabda:
زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا
"Kunjungilah jangan keseringan maka akan menambah
kecintaanmu" (HR At-Thabrani)
(3) Persahabatan tidaklah mengharuskan sahabatmu tidak
boleh dekat dengan selainmu. Ia boleh
mencari sahabat selainmu. Sebagian orang jika telah mengambil sahabat,
seakan-akan sahabatnya itu hanya miliknya saja, dan tidak boleh dekat dengan
orang lain.
(4) Persahabatan tidaklah mengharuskan sahabatmu
menceritakan seluruh permasalahannya padamu.
(5) Persahabatan tidaklah mengharuskan engkau harus
mengetahui seluruh rahasia sahabatmu. Karenanya
jika engkau bertanya sesuatu kepadanya lantas ia terasa berat atau menghindar
untuk menjawab maka janganlah engkau mengejarnya dengan pertanyaan-pertanyaan
berikutnya. Sikapnya tersebut menunjukan ia tidak ingin engkau mengetahui
permasalahan dan rahasianya tersebut.
Banyak orang yang mengandalkan seorang sahabat sebagai
panutan dan pemberi nasihat serta sebagai alarm yang akan selalu mengingatkan
mereka. Dalam islam sendiri persahabatan merupakan salah satu yang sangat di
anjurkan oleh Allah SWT sebagaimana firmanNya berikut ;
“Sebenarnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang
bersudara, maka damaikanlah dintara kedua saudara kamu (yang
bertelingkah) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu memperoleh rahmat ” (QS.
Al-Hujurat 49:10)
Menekankan hal tersebut, Rasulullah SAW juga bersabda dalam
Hadist berikut :
“Seorang Muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak
menzaliminya, merendahkannya, menyerahkan (kepada musuh) dan tidak
menghinakannya.”(HR Muslim)
Banyak yang terjebak dan terjerembab karena memilih sahabat
yang salah maupun salah dalam bersikap dan bersangka terkait persahabatan.
Dengan melihat betapa nilai persahabatan dalam islam amat di junjung tinggi.
Maka sudah sepantasnya anda mampu selektif dalam memilih sahabat. Sahabat yang
sedikit namun membawa maslahat lebih baik daripada sahabat banyak namun membawa
mudharat. "Bersyukurlah teman-teman yang tergabung dalam OPI karena dengan
OPI teman-teman dapat bertemu dengan lebih banyak sahabat yang InSya Allah
membawa maslahat. Aamiiin" -@rozalnawafil
© Infokom PD OPI Aceh
Jumat, 18 Mei 2018
BERPUASALAH SEPERTI ULAT JANGAN SEPERTI ULAR!
Secara sunnatullah yang berpuasa sesungguhnya tidak hanya
diwajibkan kepada orang mu’min saja.
Beberapa jenis makhluk hidup juga melakukan puasa sebelum
mendapatkan kualitas dan kelangsungan hidupnya.
Banyak contoh, misalnya puasanya induk ayam yang mengeram sehingga
mengubah telur menjadi makhluk baru yang berbeda bentuk yang disebut anak ayam.
Di antara sekian banyak puasa hewan yang dapat kita ambil
pelajaran agar puasa kita mencapai derajat taqwa, ialah puasanya ular dan
puasanya ulat.
A. PUASA ULAR
Agar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu yang
harus dilakukan adalah harus mengganti kulitnya secara berkala.
Tidak serta merta ular bisa menanggalkan kulit lama. Ia harus
berpuasa tanpa makan dalam kurun waktu tertentu. Setelah puasanya tunai, kulit
luar terlepas dan muncullah kulit baru.
Pelajaran dari puasanya ular :
1. Wajah ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
2. Nama ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni ular.
3. Makanan ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
4. Cara bergerak sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
5. Tabiat dan sifat sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
B. PUASA ULAT
Ulat termasuk hewan paling rakus. Karena hampir sepanjang waktunya
dihabiskan untuk makan. Tapi begitu sudah bosan makan, ia lakukan perubahan
dengan cara berpuasa. Puasa yang benar-benar dipersiapkan untuk mengubah
kualitas hidupnya. Karenanya ia asingkan diri, badannya dibungkus rapat dan
tertutup dalam kokon (kepompong) sehingga tak mungkin lagi
melampiaskan hawa nafsu makannya.
Setelah berminggu-minggu puasa, maka keluarlah dari kokon seekor
makhluk baru yang sangat indah bernama kupu-kupu.
Pelajaran dari puasanya ulat :
1. Wajah ulat sesudah puasa berubah indah mempesona
2. Nama ulat sesudah puasa berubah menjadi kupu-kupu
3. Makanan ulat sesudah puasa berubah mengisap madu
4. Cara bergerak ketika masih jadi ulat menjalar, setelah puasa
berubah jadi terbang.
5. Tabiat dan sifat berubah total. ketika masih jadi ulat menjadi
perusak alam pemakan daun. begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu
kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu penyerbukan bunga.
Kesimpulan
Puasa seharusnya mampu menghijrahkan diri kita agar semakin taqwa
dan mampu menjadi خير الناس أنفعهم
للناس (sebaik-baik manusia ialah yang paling memberikan manfaat
bagi manusia lainnya).
Semoga Allah Yang Maha Menyaksikan senantiasa
melimpahkan inayah-Nya sehingga setelah ‘kepompong’ Ramadhan ini kita masuki
kita kembali pada ke-fitri-an bagaikan bayi yg baru lahir. Sebagaimana seekor
ulat bulu yg keluar menjadi seekor kupu-kupu yg teramat indah dan mempesona
amiin.
Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, semoga lulus menjadi
Muttaqin.
RNa © Infokom PD OPI Aceh
Jumat, 04 Mei 2018
هذا سيمر
Pada
suatu hari, seseorang meminta tukang emas yang tua renta untuk membuat cincin
dan menuliskan sesuatu di dalamnya. Ia berpesan, "Tuliskanlah sesuatu yang
bisa di simpulkan dari seluruh pengalaman dan perjalanan hidupmu supaya bisa
menjadi pelajaran bagi hidupku".
Setelah
jadi, pemesan mengambil emasnya dan ia membaca tulisan kecil di cincin itu.
Bunyinya, "hadza sayamurr"
("Ini, akan berlalu").
Awalnya
ia tidak paham dengan tulisan itu sampai suatu ketika, tatkala menghadapi
persoalan hidup yang pelik, tak sengaja ia membaca tulisan di cincin itu "Ini
Akan Berlalu", lalu ia pun menjadi lebih tenang
Dan
tatkala ia sedang bersenang-senang, ia pun tak sengaja membaca tulisan di
cincin itu "Ini Akan Berlalu", lantas ia menjadi rendah hati kembali.
Ketika
kita mempunyai masalah besar ataupun sedang dalam kondisi terlalu gembira,
ingatlah kalimat " Ini Akan Berlalu "
Akhirnya
ia tersadar bahwa
Tidak
ada satupun di dunia ini yang abadi. Jadi, ketika kita punya masalah, jalanilah
& janganlah terlalu bersedih.
Demikian
juga tatkala kita sedang senang, nikmatilah & syukuri.
هذا سيمر
Pada
hakikatnya ketika pelangi datang kebahagian pun akan datang.
Namun
nyatanya pelangi yang indah itu hanya bersinar sementara.
Banyak
hal yang bisa dipelajari dari pelangi.
Pelangi
akan bersinar indah setelah hujan badai.
Itu
artinya kesedihan akan berlalu dan digantikan dengan kebahagian.
Tatkala
menghadapi persoalan hidup yang pelik, ingat saja "ini akan berlalu",
lalu hati akan menjadi tenang.
Namun
pelangi pun hanya bersinar sementara.
Itu
artinya kebahagian pun akan berlalu.
Tatkala
kita sedang bersenang-senang, ingatlah "ini akan berlalu", lantas
menjadi rendah hati kembali.
Ketika
kita mempunyai masalah besar ataupun sedang dalam kondisi terlalu gembira,
ingatlah "ini akan berlalu".
Tidak
ada satupun di dunia ini yang abadi.
Jadi,
ketika kita punya masalah, jalanilah dan janganlah terlalu bersedih.
Demikian
juga tatkala kita sedang senang, nikmatilah dan syukuri.
Ingatlah
apapun yang kita hadapi saat ini, semuanya akan berlalu.
Apapun
masalahnya,, ingat kita pernah mengalami yg jauh lebih sulit lebih pahit lebih
banyak,, berserah diri pada Allah, minta petunjuk,, semoga diberi kemudahan
dalam menyelesaikan persoalan hidup
Tapi,
tidak sedikit orang yang sering berkata “Kapan aku bisa bahagia seperti orang
lain ? Kenapa orang lain selalu terlihat bahagia sedangkan aku tidak ?”
Sungguh
disayangkan jika perkataan itu keluar dari mulut kita. Padahal jelas Allah Yang
Maha Pengasih selalu memberikan kita kebahagiaan melalui nikmat-Nya. Nikmat
yang mana apabila kita hitung, tidak akan mampu menghitungnya.
“Dan
apabila kamu sekalian menghitung nikmat Allah SWT, maka tidaklah bisa
menghitungnya (QS.Ibrahim:34)”
Jika
hidup sedang diuji, katakanlah “Hadza Sayamurru” (Ini Akan
Berlalu), maka hatimu akan lebih tenang.
Saat
sedang bersenang-senang, ingatlah “Hadza Sayamurru” (Ini Akan
Berlalu), maka kamu akan rendah hati kembali
Ketika
sedang mempunyai masalah bahkan saat dalam kondisi terlalu senang, ingatlah
kalimat “Hadza Sayamurru” (Ini Akan Berlalu).
Tidak
ada satupun yang abadi di dunia ini. Jadi ketika punya masalah, jalani dan
jangan terlalu bersedih. Demikian pula saat sedang senang, nikmati dan syukuri.
Saudaraku,
kebahagiaan akan datang apabila kita pandai bersyukur atas segala nikmat yang
Allah berikan. Tanpa kita sadari contoh kecilnya, kita dapat bernafas menghirup
udara segar secara bebas, gratis. Bukankah itu salah satu nikmat kebahagiaan ?
Bahkan Allah mengulang sebuah kalimat sebanyak 31 kali dalam QS. Ar-Rahman
untuk menekankan bahwa Dia Maha Pengasih, yang artinya :
“Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?” (QS. Ar-Rahman 55:16)
Ingatlah,
apapun yang kita hadapi saat ini, semuanya akan berlalu.
Untuk
itu :
•
Tetaplah Sejuk di tempat yang Panas..
•
Tetaplah Manis di tempat yang begitu Pahit..
•
Tetaplah merasa Kecil meskipun telah menjadi Besar.. dan
•
Tetaplah Tenang di tengah Badai yang paling Hebat..
Nah,
Saudaraku...
Yuk
kita sama-sama tanamkan kembali rasa syukur terhadap apa yang telah Allah
berikan. Ingat bahwasannya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
***
© Infokom PD OPI Aceh
Langganan:
Postingan (Atom)
Labels
Postingan Populer
-
Ceramah Fantastis Ustaz Somad di Abdya, Diusung Tandu, Diguyur Hujan Hingga Dipayungi Kapolres SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF Sabtu, 21 A...
-
Oleh : Rozal Nawafil Sebagian muslimah saat ini acapkali berkata bahwa “Susah jadi wanita”, dengan alasan : Wanita i...
-
Makna Selama ini, masyarakat seringkali memaknai ukhuwah Islamiyah sebagai persaudaraan terhadap sesama orang Islam. Mestinya tidak...
-
Dari Abi ‘Abdillah Tsauban bin Bujdad bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Dinar yang paling utama yang dibelanjakan seseorang adalah dina...
-
PERTI merupakan sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang dakwah, pendidikan, dan amal sosial yang didirikan Syeikh Sulaiman Arras...
-
Indahnya pelangi, bukan karena menebar wangi, tapi warna-warni yang mengitari Warna hijau hanyalah pilihan, maka janganlah terlal...
-
Abu Tgk.H.M. Hasan Krueng Kalee Ketika peristiwa DI/TII meletus di Aceh, seorang utusan Daud Beureueh (Tgk. Daud Beure...