Kabid Infokom

Minggu, 11 Februari 2018

Kisah Kecerdikan Al Imam Abu Bakr Al Baqilaniy

Al imam Abu Bakr Al Baqillani Mosque

Pernah suatu ketika Al-Imam Abu Bakr Al-Baqilaniy رحمه  (Beliau terkenal sebagai ahlul kalam dan ahlul munazharah {pandai mendebat}) bertemu dengan seorang pendeta Nasrani.
"Kalian orang-orang Islam! Kalian memiliki sifat rasis" kata si Nasrani.
"Kenapa bisa begitu?" Jawab Al-Baqilaniy رحمه 
"Kalian membolehkan untuk diri kalian menikahi ahlul kitab (baik Yahudi maupun Nasrani), namun kalian tidak membolehkan yang selain kalian untuk menikahi anak-anak perempuan kalian" kata si Nasrani.
Maka dijawab oleh Al-Imam رحمه , "Kami (boleh) menikahi seorang Yahudi karena kami mengimani Nabi Musa عليه السلام; kami (boleh) menikahi seorang Nasrani karena kami mengimani Nabi Isa عليه السلام. Dan kalian! Kapan saja kalian mau mengimani Nabi Muhammad ﷺ maka kami akan nikahkan kalian dengan anak-anak perempuan kami"
Maka terbungkamlah orang yang kafir.

Hikmah Dalam Berucap, Cerdik Dalam Menjawab


Abu Bakr Al-Baqilaniy رحمه  adalah ulama kibar di masanya. Maka pada tahun 371 Hijriah raja Irak memilih dan mengirimnya untuk mendebat kaum Nasrani di Kostantinopel (Romawi).
Ketika sang raja Romawi mendengar akan kedatangan Abu Bakr Al-Baqilaniy رحمه  dia memerintahkan prajuritnya untuk memendekkan tinggi pintunya, yang ini agar Al-Baqilaniy ketika masuk butuh untuk menundukkan kepala dan tubuhnya seperti posisi ruku' sehingga dia pun (seakan) merendah untuk sang raja Romawi dan prajuritnya.
Ketika Al-Baqilaniy رحمه  sampai (di istana sang raja), dia pun mengetahui muslihat ini, maka dia membalikkan tubuhnya ke belalang dan menunduk kemudian memasuki pintu dengan berjalan mundur ke belakang menjadikan bagian belakang kepalanya menghadap sang raja Romawi sebagai ganti dari wajahnya. Di sini tahulah sang raja kalau dia berhadapan dengan orang cerdik.
Al-Baqilaniy رحمه  masuk dengan mempermalukan mereka. Dan dia tidak mengucapkan salam kepada mereka (karena larangan Rasul  untuk memulai salam kepada ahlul kitab). Kemudian Dia menoleh kepada pendeta yang paling besar dan berkata padanya, "Bagaimana keadaan kalian? Dan bagaimana keadaan keluarga serta anak-anak?"
Raja pun marah dan berkata, "Tidakkah kau tahu kalau pendeta-pendeta kami mereka tidak menikah dan tidak dikaruniai anak?!!"
"Allah Maha Besar!! Kalian sucikan pendeta-pendeta kalian dari menikah dan dikaruniai anak, kemudian kalian menuduh Tuhan kalian kalau Dia menikahi Maryam dan dikaruniai Isa?!" Kata Al-Baqilaniy رحمه 
 Sang raja pun semakin marah, kemudian berkata dengan sangat keras, "Lalu Apa Ucapanmu Pada Apa Yang Dilakukan Oleh Aisyah??!!!"
"Kalau Aisyah رضي  عنها telah tertuduh (dituduh berzina oleh kaum munafik) Maryam juga tertuduh (dituduh berzina oleh orang Yahudi). Dan keduanya itu bersih (dari tuduhan). Akan tetapi, Aisyah menikah dan tidak dikaruniai anak, sedangkan Maryam dikaruniai anak namun tidak menikah, maka mana dari keduanya yang lebih pantas untuk tertuduh dengan tuduhan bathil itu? Dan keduanya itu suci (terbebas dari tuduhan zina) رضي ﷲ عنهما "
Maka semakin bertambah gilalah sang raja.
"Apakah Nabi Kalian dahulu berperang?" Tanya sang raja.
"Ya" jawab Abu Bakr رحمه 
 "Apakah dahulu dia maju untuk berperang (terjun langsung)?"
"Ya"
"Apakah dia pernah menang?"
"Ya"
"Apakah dahulu dia pernah kalah?"
"Ya"
"Sungguh mengherankan! Ada seorang Nabi kok kalah (perang)"
"Apakah ada Tuhan yang disalib?"
Maka terbungkamlah orang yang kafir.
============


Sumber: Tarikh Baghdad karya Al-Khatib Al-Baghdadi, Jilid 5, Halaman 379, cetakan Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah | Alih bahasa: Syabab Anwarussunnah
© Infokom PD OPI Aceh

0 komentar:

Posting Komentar

جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء

Postingan Populer