👤Isruwanti Ummu Nashifa
“ Aku menginginkan istri yang shalihah yang bisa menggandeng tanganku
ke surga dan melahirkan anak yang dia tarbiyahkan dengan baik hingga jadi
pemuda ksatria serta mampu mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan kaum muslimin”
Begitulah impian luar biasanya Najmudin Ayyub, seorang
penguasa Tikrit di Iraq. Sekian lama lelaki ini membujang demi sebuah harapan,
dia hanya mau menikah dengan sosok wanita istimewa. Berbagai tawaran
ditolaknya, bahkan ketika saudaranya memilihkan putri Malik Syah anak Sultan
Muhammad bin Malik Syah Raja dari Bani Saljuk, atau putri Nidzamul Malik,
mantan menteri agung zaman Abbasiyah.
Suatu hari ketika ia duduk – duduk bersama seorang syaikh,
datanglah seorang wanita yang mengadukan masalahnya, gadis itu telah menolak
pinangan seorang pemuda. Di saat syaikh itu menanyakan kenapa dia menolaknya.
Wanita itu mengatakan:
“Aku ingin seorang pemuda yang menggandeng
tanganku ke surga dan melahirkan darinya anak yang menjadi ksatria yang akan
mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin”
Subhanallah !
Kata – kata yang sama pernah diucapkan Najmuddin kepada saudaranya.
Di dunia ini tak ada yang kebetulan semua telah
ditaqdirkan-Nya. Barang siapa ikhlas niat karena Allah ï·» semata maka Allah ï·» akan menolong dan memudahkan semua urusan
hamba-Nya.
Keduanya akhirnya menikah, bukan karena kecantikan,
ketampanan atau kedudukan, tetapi demi sebuah obsesi besar yang mempertemukan
mereka. Bara kerinduan membuncah akan lahirnya insan pilihan yang mampu
meninggikan panji – panji Islam.
Kala itu negeri kaum muslimin tengah dilanda kehinaan dengan
bercokolnya kaum salibis di berbagai belahan dunia. Allahu Akbar….
Azam begitu membaja, do’a serta keshalihan mereka berdua akhirnya
berbuah manis. Maka dari dua sosok spektakuler inilah lahirlah Shalahuddin Al
Ayyubi, sang penakluk Baitul Maqdis.
Selamat wahai Najmuddin, sungguh labuhan cintamu membawa
keberkahan bagi kejayaan Islam.
Siapa yang tak kenal
dia ?
→ seorang pemberani yang rendah hati, dialah buah cinta yang
tersemai dalam harumnya cinta sejati. Hingga detik ini kisahnya telah
menginspirasi kaum muslimin untuk selalu berjuang meninggikan kalimat Tauhid لاَ Ø¥ِÙ„َÙ‡َ Ø¥ِلاَّ اللهُ .
Ada banyak hikmah dari
perjalanan cinta Najmuddin.
📌Diantaranya adalah suami
istri haruslah memilki visi, misi dan orientasi yang sama dalam pernikahannya.
Tanpa tujuan yang jelas mustahil gambaran rumah tangga Islami yang penuh
dengan mawaddah serta rahmat-Nya hanyalah mimpi dan sulit diwujudkan.
Satu hal lagi betapapun hebat dan terlihat menakjubkan target – target yang di
cita – citakan pasutri namun tanpa ilmu, semangat, dan komitmen kuat untuk
mewujudkan obsesi – obsesinya semua itu tak ada manfaatnya.
Di sinilah pasutri perlu bersinergi dan selalu berkolaborasi
agar pernikahannya selalu sukses lahir batin, dunia maupun akhirat. Termasuk
para calon pasutri, tak ada salahnya anda memupuk asa sebagaimana cerita
Najmuddin. Bersemangatlah jangan engkau pesimis dan ragu. Bercita – citalah
melahirkan generasi pembuka Roma.
📌Point penting kedua yang
dapat diteladani dari pernikahan istimewa diatas bahwa faktor kesholihan kedua
orang tua memilki kontribusi besar dalam mencetak generasi Rabbani. Sebagaimana
pepatah yang cukup populer,dengan dasar agama Islam yang baik dan benar
tentunya mereka akan berjuang keras agar keturunannya mempunyai kualitas serta
kuantitas agama yang bagus bahkan mungkin melebihi keshalihan keduanya.
Memiliki anak banyak, tak masalah selama pasutri mampu
memberikan pendidikan terbaik pada semua anaknya. Bukankah mendidik anak dan
membimbing anak lebih sulit dibandingkan dengan melahirkannya?. Mentarbiyahnya
butuh ilmu, semangat kesabaran dan do’a yang tak kenal henti.
Sidharta dalam sajaknya
berkata :
Pernikahan……
Berarti tantangan yang
harus dihadapi
Suatu perjuangan yang
harus dimenangkan
Suatu kesusahan yang
harus diatasi
Suatu rahasia yang
harus digali
Suatu tragedi yang
harus dialami
Suatu kegembiraan
yang harus disebarkan
Suatu cipta yang
harus dinikmati
Suatu tugas yang
harus dilaksanakan
Suatu romantika yang
harus dirangkul
Suatu resiko yang
harus diambil
Suatu anugrah yang
harus dipergunakan
Suatu permainan yang
menyenangkan
Suatu impian yang
harus diwujudkan
Suatu perjalanan yang
harus diselesaikan
Suatu janji yang
harus ditepati
Suatu keindahan yang
harus dikagumi
Suatu pertanyaan yang
harus dijawab
Suatu kesempatan yang
harus dipakai
Suatu persoalan yang
harus dipecahkan
Suatu kesulitan yang
harus dikalahkan
Rahmat yang harus
dipelihara dan dicintai
———————————————————————–
✍Penulis: Ummu Nashifah Isruwanti
•═══════◎© Infokom PD OPI Aceh◎═══════•
0 komentar:
Posting Komentar
جَزَاكُÙ…ُ اللهُ Ø®َÙŠْرًا ÙƒَØ«ِÙŠْرًا ÙˆَجَزَاكُÙ…ُ اللهُ اَØْسَÙ†َ الْجَزَاء