PD OPI Aceh

Tidak Ada Kemenangan Tanpa Kekuatan dan Tidak Ada Kekuatan Tanpa Persatuan

Organisasi Pelajar Islam (OPI)

Intelektual, Integritas, Akhlakul Karimah

www.pdopiaceh.com

Dikelola oleh Bidang Informasi dan Komunikasi PD OPI Aceh

Kabid Infokom

Sabtu, 28 April 2018

RAHASIA KENAPA SHALAT WANITA LEBIH BAIK DI RUMAHNYA



🌸 Ikhwahfillah, mungkin sebagian dari saudari kita belum mengetahui Rahasia Kenapa Shalat Wanita Lebih Baik di Rumahnya, sehingga iri dengan pahala laki-laki shalat berjamaah di masjid.

🌸 Sahabat, mari kita buka tabir Rahasia Kenapa Shalat Wanita Lebih Baik di Rumahnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ummu Humaid radhiallahu 'anha,

قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّينَ الصَّلاَةَوَصَلاَتُكِ فِى دَارِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاَتِكِ فِى مَسْجِدِ قَوْمِكِ وَصَلاَتُكِ فِى مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاَتِكِ فِى مَسْجِدِى

🍃"Aku telah mengetahui bahwa engkau senang sekali shalat....Shalatmu di rumahmu lebih baik daripada shalatmu di masjid kaummu. Dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik daripada shalatmu di masjidku (Masjid Nabawi)."🍃
📚 (HR. Ahmad)

📝 Pada hadits tersebut dijelaskan bahwa shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih baik daripada shalat di Masjid Nabawi. Tahukah Sahabat tentang keutamaan seorang yang shalat di Masjid Nabawi? Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

🍃"Shalat di masjidku lebih baik dari 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram."🍃
📚 (HR.Bukhari)

🌷Nabi mengabarkan bahwa shalat di Masjid Nabawi memiliki keutamaan yang besar yaitu lebih baik dari 1000x shalat di masjid lainnya. Dan shalat wanita di rumahnya lebih baik daripada shalat di Masjid Nabawi🌷


Masya Allah... sungguh keutamaan yang agung bukan?


***

Sumber:
🌼Mutiara Islam🌼
🔸Pin : D45017AE
🔸Telegram : mutiaraislam16
🔸Instagram : @mutiaraislam16

© Infokom PD OPI Aceh

Rabu, 25 April 2018

MENGENAL HATI NURANI



"Setiap orang punya qalbu (hati) tapi tak semua punya nurani (qalbu yang tercahayakan oleh Allah SWT)"*
*tweet ustadz Bachtiar Nasir

Ikhwahfillah tentunya sering dengar tentang hati dan nurani kan? Ikhwahfillah mungkin juga sudah tahu hakikat hati nurani atau qalbu, sudah tahu hati yang terhijab bagaimana, hati yang sakit dan sehat bagaimana? Serta hati yang mati, bagaimana? Dalam Alquran sering disebut dengan orang yang hatinya sakit, hatinya yang buta dan lainnya, Insya Allah saya coba bahas sedikit yah..

Sebagaimana yang telah diungkap oleh Imam Al-Ghazali dalam kitabnya ”Ajaaib al-quluub” Menurut Al-Ghazali, qalbu atau hati memiliki dua makna, yang pertama adalah sepotong daging yang berbentuk buah sanaubar, yang terletak di bagian kiri dada, di dalamnya terdapat rongga berisi darah hitam.

Dan di situ pula sumber atau pusat ruh. Akan tetapi beliau saat itu tidak bermaksud hendak menguraikan tentang bentuknya ataupun fungsi biologisnya, sebab yang demikian itu adalah objek wacana pada ahli medis, saya nggak akan membahas hati tsb disini. Hati/qalbu yang insya Allah saya coba bahas disini adalah sesuatu yang amat halus dan lembut, tidak terlihat dan tak dapat diraba, walaupun ada juga kaitannya dengan organ hati.

Hati yang dimaksud disini adalah bagian komponen utama manusia yang berpotensi menyerap (memiliki daya tanggap dan persepsi) yang memiliki kemampuan untuk mengetahui sesuatu, dan mengenalnya, yang ditujukan kepadanya segala pembicaraan dan penilaian, dan yang dikecam, dan dimintai pertanggungjawaban.

Dalam pengertian bahasa, qalbu bermakna bolak-balik, maju-mundur, naik-turun, berubah-ubah. Kata ini digunakan untuk menamai bagian dalam diri manusia yang menjadi sentral diri manusia itu sendiri, yang kita terjemahkan dengan hati.
Penamaan demikian, diperkirakan, ada kaitannya dengan sifat hati itu sendiri yang sifatnya tidak konsisten, sering berubah-ubah, kadang benar, kadang salah, bolak-balik, maju-mundur dalam menerima kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan.

Menurut para sufi (insya Allah), hati yang bersifat nurani itulah sebagai wadah atau sumber ma’rifat sebagai suatu alat untuk mengetahui hal-hal yang ilahi. Hal ini akan sulit jika hati masih tercemar hawa nafsu dan penyakit-penyakit hati lainnya. “Bagaimana hati dapat memantulkan cahaya, padahal gambar selain Allah terlukis dalam cermin hati kita? Atau bagaimana orang dapat berangkat menghadap Allah, jika hati kita masih terbelenggu oleh syahwat?"
Kita harus mengantikan moral yang tidak terpuji dengan moral yang terpuji, lewat hidup zuhud yang penuh takwa, wara’ serta zikir yang continue, membersihkan hati dari penyakit-penyakit hati, sehinga ia dapat menjadi sumber atau wadah ma’rifat, poros jalan sufi adalah moralitas.

Kesempurnaan hakekat manusia di tentukan oleh hasil perjuanngan antara hati nurani dan kemampuannya mengendalikan dan menekan hawa nafsunya. “Sesunguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwanya, dan rugilah orang-orang yang mengotorinya.” (QS. 91: 8-9 )

Hati nurani bagaikan cermin, jika cermin hati nurani kotor, maka hawa nafsu yang tumbuh. Sementara ketaatan kepada Allah serta kemampuan menundukkan hawa nafsu itulah yang membuat hati nurani bersih dan cemerlang serta mendapat limpahan cahaya dari Allah SWT.

Hati kita dapat terhijab dari cahaya Allah dan tertutupi oleh penyakit2 hati dan karena bayangan gambaran yang ditransfer dari pandangan penglihatan mata ke otak saat menjalani keseharian. Ini akan mengganggu hati dan menimbulkan keinginan memenuhi berbagai keinginan hawa nafsu seperti yang telah tergambar di ruang otak. Gambaran-gambaran ini merupakan hijab-hijab untuk hati dan ia membatasi Cahaya Allah Yang Maha Suci.

Rasulullah saw bersabda: “Ketahuilah, sesungguhnya pada setiap jasad ada sekerat daging, apabila dia baik maka baik seluruh anggota jasad, apabila dia jelek maka jelek semua anggota jasad, ketahuilah dialah hati (HR. Bukhari)

Rasulullah SAW bersabda,
"Hati manusia itu ada empat jenis:
  1. Hati yang bersih bagaikan lampu yang bersinar terang. Inilah hati orang yang beriman yang di balik terangnya terdapat cahaya.
  2. Hati yang tertutup terikat kuat oleh penutupnya. Inilah hati orang kafir.
  3. Hati yang terbalik yakni hati orang yang munafik yang kondisinya mengetahui kebenaran tapi mengingkarinya.
  4. Hati yang terkuak, yaitu hati yang di dalamnya ada sifat iman dan kemunafikan. Dan perumpamaan iman adalah seperti tanaman yang terus tersirami oleh air yang jernih. Sedangkan perumpamaan kemunafikan seperti borok yang terus mengeluarkan darah dan nanah, mana saja dari dua materi itu lebih dominan, maka akan mengalahkan yang tidak dominan.” (HR. Ahmad)
Berkenalan dengan Hati 

1. Hati yang Sehat
Yaitu hati yang selamat, hati yang bertauhid (mengesakan Allah dalam setiap peribadatannya), di mana seseorang tidak akan selamat di hari akhirat nanti kecuali ia datang dengan membawa hati ini. Allah berfirman dalam surat as-Syu’ara ayat 88-89: “(Yaitu) hari di mana tidak berguna lagi harta dan anak-anak kecuali mereka yang datang menemui Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy Syu’ara: 88-89)

Hati yang sehat ini didefinisikan dengan hati yang terbebas dari penyakit syahwat, selamat dari setiap keinginan yang bertentangan dari perintah Allah. Hati ini selamat dari beribadah kepada selain Allah dan berhukum kepada hukum selain hukum Rasul-Nya. Serta jauh dari sifat dengki, iri hati, ujub, sombong.

Hati ini mengikhlaskan peribadatannya hanya kepada Allah dalam keinginannya, dalam tawakalnya, dalam pengharapannya dalam kecintaannya Jika ia mencintai ia mencintai karena Allah, jika ia membenci ia membenci karena Allah, jika ia memberi ia memberi karena Allah, jika ia menolak ia menolak karena Allah. Hati ini terbebas dari berhukum kepada hukum selain Allah dan Rasul-Nya. Hati ini telah terikat kepada suatu ikatan yang kuat, yakni syariat agama yang Allah turunkan. Sehingga hati ini menjadikan syariat sebagai panutan dalam setiap perkataan dan perbuatannya.

Pemilik hati yang sehat ini akan senantiasa dekat dengan Al Quran, ia senantiasa berinteraksi dengan Al Quran, ia senantiasa tenang, permasalahan apapun yang dihadapinya akan dihadapi dengan tegar, ia senantiasa bertawakal kepada-Nya karena ia mengetahui semua hal berasal dari Allah dan semuanya akan kembali kepada-Nya. Di manapun ia berada zikir kepada Allah senantiasa terucap dari lisannya, jika disebut nama Allah bergetarlah hatinya, jika dibacakan ayat-ayatNya maka bertambahlah imannya. Pemilik hati inilah seorang mukmin sejati, orang yang Allah puji dalam Firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman (sempurna imannya) ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Allahlah mereka bertawakkal (berserah diri).” (QS. Al-Anfaal: 2)

2. Hati yang Sakit
Orang yang memiliki hati ini, meiliki hati yang hidup namun mengandung penyakit. Pada hati ini ada kecintaan kepada Allah, keimanan, keikhlasan dan tawakal kepada-Nya. Akan tetapi pada hati ini juga terdapat kecintaan kepada dunia, syahwat, ketamakan, hawa nafsu, dengki, kesombongan dan sikap bangga diri/ujub, serta ingin keadaannya diketahui orang lain
Orang dengan hati yang sakit akan senantiasa berubah-ubah, terkadang ia berada dalam ketaatan dan kebaikan, terkadang ia berada dalam maksiat dan dosa. Amalannya senantiasa berubah sesuai dengan lingkungannya, jika lingkungannya baik maka ia berubah menjadi baik adapun jika lingkungannya buruk maka ia akan terseret pula kepada keburukan.

3. Hati yang Mati
Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal siapa Rabbnya, ia tidak mempersekutukan-Nya, ia tidak menghadirkan setiap perbuatannya berdasarkan sesuatu yang dicintai dan diridhai-Nya. Hati ini senantiasa berjalan bersama hawa nafsu dan kenikmatan dunia walaupun di dalamnya ada murka Allah, akan tetapi hati ini tidak memperdulikan hal-hal tersebut, baginya yang terpenting adalah bagaimana ia bisa melimpahkan hawa nafsunya. Ia menghamba kepada selain Allah, jika ia mencinta maka mencinta karena hawa nafsu, jika ia membenci maka ia membenci karena hawa nafsu.

Allah berfirman: “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al Jaatsiyah: 23)

Orang yang memiliki hati yang mati jika dibacakan kepadanya ayat-ayat Al Quran maka dirinya tidak tergetar, ia senantiasa ingin menjauh dari Al Quran, ia lebih senang mendengar suara mendengar nyanyian, mendengar musik, mendengar suara-suara yang menggejolakkan hawa nafsunya. Orang ini senantiasa gelisah, ia tidak tahu harus kepada siapa ia menyandarkan dirinya, ia tidak tahu kepada siapa ia berharap, ia tidak tahu kepada siapa ia meminta, kehidupannya terombang-ambing, ke mana saja angin bertiup ia akan mengikutinya, ke mana saja syahwat mengajaknya ia akan mengikutinya.

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS Ali Imran[3] : 8). Kedua, diajarkan oleh Rasulullah saw : ” Wahai Dzat yang membolak-balikkan kalbu, tetapkanlah kalbuku atas agama-Mu.” (HR Tirmidzi).

Hati kita bisa sakit sebagaimana sakitnya jasmani, dan kesembuhannya adalah dengan bertaubat. Hati pun bisa kotor dan berdebu sebagaimana cermin, dan untuk mengembalikan kecemerlangnya adalah dengan berzikir. Hati bisa juga telanjang sebagaimana badan, dan pakaian keindahannya adalah takwa. Hati pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana badan, maka makanan dan minumannya adalah bertaubat, mengenal Allah, zikir, takwa cinta, tawakkal dan ridha


Ikhwahfillah semua mari kita selalu menginterospeksi diri kita sendiri, termasuk dalam golongan yang manakah hati kita? Apakah hati yang tercahayakan oleh Allah atau masih terhijab? Atau apakah hati kita termasuk dalam hati yang sehat, hati yang sakit atau malah hati kita telah mati? Hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya dengan jujur.

***

oleh: @dewi_dewiyana

Dewi Yana
Penulis buku:
1. Kiat-kiat Ikhlas, Agustus 2008, dengan kata pengantar dari Ust. Muhammad Arifin Ilham
2. Ditolong Allah dengan Tawakal, April 2009, dengan kata pengantar dari Dr. Muhammad Syafii Antonio MEc
3. Cukuplah Allah, September 2009, dengan kata pengantar dari Ust. Jefri Al Buchori
4. Dasyatnya Zikir, Juli 2010, dengan kata pengantar dari Ust. Muhammad Arifin Ilham


© Infokom PD OPI Aceh

Selasa, 24 April 2018

Ustadz Abdul Somad Ceramah Isra' Mi'raj di Dayah Bustanul Huda

Ceramah Fantastis Ustaz Somad di Abdya, Diusung Tandu, Diguyur Hujan Hingga Dipayungi Kapolres

SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF Sabtu, 21 April 2018 20:44
Ustaz Abdul Somad diberi kehormatan, yaitu diusung dengan tandu melewati Jalan Cot Seutui atau lintasan menuju Dayah Bustanul Huda, Keude Siblah, Blangpidie, Abdya dalam acara penyambutan tabliq akbar di lokasi dayah setempat, Sabtu (21/4/2018). Tugas mengusung ustaz dilaksanakan pemuda yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Mata Ie, Blangpidie.

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Ustaz Abdul Somad, Lc., MA. menyampaikan ceramah akbar di Kompleks Dayah Bustanul Huda, Desa Keude Siblah, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Sabtu (21/4/2018) sore.

Tabliq akbar dimulai sekitar pukul 15.00 WIB itu sangat fantastis, karena selain jumlah warga yang hadir sangat luar biasa, sampai-sampai kompleks dayah berubah jadi lautan manusia, dan ceramah disampaikan dai kondang asal Pekan Baru, Riau yang dikenal dengan sebutan dai sejuta viewer ini berlangsung di bawah guyuran hujan.

Salam Ta'dzim Ustadz H. Abdul Somad, Lc, MA dengan Tgk. H. Muhammad Qudusi Syam Marfaly

Malah ketika melihat Ustaz Somad mulai basah disiram hujan, Kapolres Abdya, AKBP Andy Hermawan bangkit dari deretan tempat duduk Anggota Forkopimkab di atas pentas utama untuk mengambil payung warna kuning.

Kemudian memayungi Ustaz Abdul Somad sampai ceramah usai yang berlangsung sekitar 50 menit.

“Tak tanggung-tangung yang memayunngi saya ternyata Kapolres,” kata Abdul Somad ketika menoleh ke belakang untuk mengenali siapa gerangan yang memayungi dirinya diguyur hujan.

Ustaz Abdul Somad dalam ceramahnya mengupas soal isra’ mi’raj dengan susunan kata enak didengar dan diselingi humor segar sehingga sangat menarik jamaah yang memadati di lokasi.

Abu Muda Muhammad Qudusi
menyambut Ustaz Abdul Somad
di Kubah Makam
Alm. Abuya Syam Marfaly
Ustaz yang semakin terkenal di media sosial ini mengaku diperlakukan sangat mulia dan dihormati ketika berkunjung ke Dayah Bustanul Huda, Blangpidie, Abdya.       

“Sudah jauh kaki melangkah, jauh melangkah banyak dilihat dan dirasa, tapi baru kali ini, di Dayah Bustanul Huda ini, saya ditandu. Begini  rupanya cara memuliakan ulama, begini rupanya cara menghormati dan memuliakan ustaz ,” kata Abdul Somad dengan intonasi kata khasnya disambut gegap gempita para jamaah.

Sebelum tabliq akbar dari atas pentas utama di kompeks Dayah Bustanul Huda, Ustaz Abdul Somad menerima cendera mata berupa rencong Aceh, diserahkan Bupati Akmal Ibrahim.

Pimpinan Dayah,  Tgk H Muhammad Qudusi Syam Marfaly menyerahkan surban (ridak) yang sudah dipasang lambang dayah dan Ketua Panitia, Tgk Nasruddin AR  menyerahkan cendera mata berupa baju seragam panitia.


Buku "37 Masalah Populer" dan
"99 Tanya Jawab seputar Shalat"
Tulisan Ustaz Abdul Somad
Sementara Ustaz Abdul Somad memberikan sejumlah kitab yang ia ditulis sendiri kepada Pimpinan Dayah Bustanul Huda, Tgk H Muhammad Qudusi Syam Marfaly.

Dai kondang asal Pekanbaru, Riau tiba mulut Jalan Cot Seutui, lintasan menuju dayah sekitar pukul 13.30 WIB, Sabtu siang, disambut Tgk Zarkasyi (Abon), unsur pimpinan dayah dan Ketua Panitia, Tgk Nasruddin AR bersama ulama pimpinan dayah dan tokoh masyaarakat.

Ustaz Abdul Somad tiba di mulut jalan tersebut, didampingi Bupati Akmal Ibrahim, Wakil Bupati, Muslizar MT, Ketua DPRK, Zaman Akli, Dandim 0110, Letkol Arm Iwan Aprianto, Kapolres, AKBP Andy Hermawan yang sebelumnya menyambutnya di Bandara Kuala Batu, Pulau Kayu, Susoh.

Ustaz Abdul Somad dan rombongan terbang dari Bandara Kuala Namu, Medan menuju Abdya dengan pesawat Susi Air yang disewa Bupati Akmal Ibrahim.          

Rencong Hadiah untuk Ustadz Abdul Somad
Disisi Rencong Tertulis Nama Ustadz Abdul Somad

Setelah disambut di pintu masuk Jalan Cot Seutui, ustaz lulusan S2 Dar Al-Hadits Al-Hassania Institute, Kerajaan Maroko, ini mendapat kehormatan dan kemuliaan, yaitu diusung dengan tandu  menuju Dayah Bustanul Huda, jarak 300 meter dan diiringi salawat badar.

Tugas mengusung dengan sigap dilaksanakan sekitar 60 pemuda yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Mata Ie, Blangpidie, kemudian turun di  tepat di pintu gerbang dayah, Ustaz Abdul Somad disambut Tgk Ahmad Azhar Hasan (Abati), unsur pimpinan dayah.

Lalu, masih diiringi salawat badar dan tepung tawar, Ustaz Abdul Somad berjalan melewati pengamanan pagar betis ratusan santri menuju kubah untuk ziarah makam alm M Syam Marfaly, pendiri Dayah Bustanul Huda.

Di pintu kubah, disambut Pimpinan Dayah Bustanul Huda, Tgk H Muhammad Qudusi Syam Marfaly.

Ustaz Somad usai ziarah, Ustaz Abdul Somad melakukan prosesi mengijazahkan ilmu hadist kepada ratusan santri Dayah Bustanul Huda, didampingi Tgk H Muhammad Qudusi Syam Marfaly.

Ustaz Abdul Somad bersama
Dewan Penasehat PD OPI Aceh,
Tgk.H. Muhammad Qudusi Syam Marfaly
Warga yang sudah memadati kompleks dayah sejak pagi tetap setia menunggu Ustaz Abdul Somad  menyampaikan cerah akbar dimulai setelah jamuan makan siang dan shalat duhur, meskipun cuaca panas sejak pagi. (*)
 
Ustadz Abdul Somad bersama Keluarga Besar Alm. Abuya Syaikh
Tgk. H. Muhammad Syam Marfaly / Abu Syam / Abu di Blang
(Ulama Kharismatik dan Tokoh PERTI Aceh Barat Daya)

***


Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Ceramah Fantastis Ustaz Somad di Abdya, Diusung Tandu, Diguyur Hujan Hingga Dipayungi Kapolres, 
Penulis: Zainun Yusuf    

Editor: Yusmadi

© Infokom PD OPI Aceh

Sabtu, 07 April 2018

Tangga Umur Manusia







Dalam Bahasa Arab, manusia memiliki urutan usia yaitu:
  1. Ketika baru dilahirkan ia disebut al Waliid (الوليد)
  2. Sebelum mencapai 7 hari ia disebut as Shadiigh (الصديغ)
  3. Selama ia menyusu kepada ibunya, ia disebut ar Radhi' (الرضيع).
  4. Ketika ia sudah disapih, ia disebut al Fathiim (الفطيم).
  5. Ketika ia sudah belajar merangkak, ia disebut ad Daarij (الدارج).
  6. Jika gigi susunya sudah mulai tanggal, ia disebut al Matsghuur (المثغور).
  7. Jika gigi dewasa sudah menggantikan gigi susunya, ia disebut al Mutsagghir (المثغّر).
  8. Mulai ia disapih sampai berumur 7 tahun, ia juga bisa disebut al Ghulaam (الغلام).
  9. Jika ia sudah mulai besar, tapi belum baligh -antara 7-10 tahun-, ia disebut al Yaafi' (اليافع).
  10. Jika ia mencapai umur 10 tahunan atau lebih, ia disebut an Naasyi' (الناشىء).
  11. Dari semenjak lahir sampai berumur 12 tahunan, ia disebut juga at Thiflu (الطفل).
  12. Jika ia mencapai usia baligh, antara 12-18 tahun, ia disebut al Muraahiq (المراهق).
  13. Jika kumisnya sudah mulai tumbuh sampai menjelang usia 20 tahun, ia disebut al Fataa (الفتى).
  14. Usia antara 20 - 40 tahun, ia disebut as Syaabb (الشاب).
  15. Ketika berusia antara 40 - 60 tahun, ia disebut al Kahl (الكهل).
  16. Jika mulai menua, dan mulai melemah, ia disebut al Himm (الهِمّ).
  17. Jika sudah renta, dan lemah, ia disebut al Ajuuz (العجوز).
Apa sebutan untuk diri Anda sekarang?

© Infokom PD OPI Aceh

Kekasih Baitul Maqdis

👤Isruwanti Ummu Nashifa 



 “ Aku menginginkan istri yang shalihah yang bisa menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia tarbiyahkan dengan baik hingga jadi pemuda ksatria serta mampu mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan kaum muslimin”

Begitulah impian luar biasanya Najmudin Ayyub, seorang penguasa Tikrit di Iraq. Sekian lama lelaki ini membujang demi sebuah harapan, dia hanya mau menikah dengan sosok wanita istimewa. Berbagai tawaran ditolaknya, bahkan ketika saudaranya memilihkan putri Malik Syah anak Sultan Muhammad bin Malik Syah Raja dari Bani Saljuk, atau putri Nidzamul Malik, mantan menteri agung zaman Abbasiyah.

Suatu hari ketika ia duduk – duduk bersama seorang syaikh, datanglah seorang wanita yang mengadukan masalahnya, gadis itu telah menolak pinangan seorang pemuda. Di saat syaikh itu menanyakan kenapa dia menolaknya. Wanita itu mengatakan:

 “Aku ingin seorang pemuda yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan darinya anak yang menjadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin”

Subhanallah  ! Kata – kata yang sama pernah diucapkan Najmuddin kepada saudaranya.

Di dunia ini tak ada yang kebetulan semua telah ditaqdirkan-Nya. Barang siapa ikhlas niat karena Allah ﷻ semata maka Allah ﷻ akan menolong dan memudahkan semua urusan hamba-Nya.

Keduanya akhirnya menikah, bukan karena kecantikan, ketampanan atau kedudukan, tetapi demi sebuah obsesi besar yang mempertemukan mereka. Bara kerinduan membuncah akan lahirnya insan pilihan yang mampu meninggikan panji – panji Islam.

Kala itu negeri kaum muslimin tengah dilanda kehinaan dengan bercokolnya kaum salibis di berbagai belahan dunia. Allahu Akbar….  Azam begitu membaja, do’a serta keshalihan mereka berdua akhirnya berbuah manis. Maka dari dua sosok spektakuler inilah lahirlah Shalahuddin Al Ayyubi, sang penakluk Baitul Maqdis.

Selamat wahai Najmuddin, sungguh labuhan cintamu membawa keberkahan bagi kejayaan Islam.

Siapa yang tak kenal dia ?
→ seorang pemberani yang rendah hati, dialah buah cinta yang tersemai dalam harumnya cinta sejati. Hingga detik ini kisahnya telah menginspirasi kaum muslimin untuk selalu berjuang meninggikan kalimat Tauhid لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ .


Ada banyak hikmah dari perjalanan cinta Najmuddin.

📌Diantaranya adalah suami istri haruslah memilki visi, misi dan orientasi yang sama dalam pernikahannya. Tanpa tujuan yang jelas mustahil gambaran rumah tangga Islami yang penuh dengan mawaddah serta rahmat-Nya hanyalah mimpi dan sulit diwujudkan. Satu hal lagi betapapun hebat dan terlihat menakjubkan target – target yang di cita – citakan pasutri namun tanpa ilmu, semangat, dan komitmen kuat untuk mewujudkan obsesi – obsesinya semua itu tak ada manfaatnya.

Di sinilah pasutri perlu bersinergi dan selalu berkolaborasi agar pernikahannya selalu sukses lahir batin, dunia maupun akhirat. Termasuk para calon pasutri, tak ada salahnya anda memupuk asa sebagaimana cerita Najmuddin. Bersemangatlah jangan engkau pesimis dan ragu. Bercita – citalah melahirkan generasi pembuka Roma.

📌Point penting kedua yang dapat diteladani dari pernikahan istimewa diatas bahwa faktor kesholihan kedua orang tua memilki kontribusi besar dalam mencetak generasi Rabbani. Sebagaimana pepatah yang cukup populer,dengan  dasar agama Islam yang baik dan benar tentunya mereka akan berjuang keras agar keturunannya mempunyai kualitas serta kuantitas agama yang bagus bahkan mungkin melebihi keshalihan keduanya.

Memiliki anak banyak, tak masalah selama pasutri mampu memberikan pendidikan terbaik pada semua anaknya. Bukankah mendidik anak dan membimbing anak lebih sulit dibandingkan dengan melahirkannya?. Mentarbiyahnya butuh ilmu, semangat kesabaran dan do’a yang tak kenal henti.


Sidharta dalam sajaknya berkata :

Pernikahan……

Berarti tantangan yang harus dihadapi

Suatu perjuangan yang harus dimenangkan

Suatu kesusahan yang harus diatasi

Suatu rahasia yang harus digali

Suatu tragedi yang harus dialami

Suatu kegembiraan yang harus disebarkan

Suatu cipta yang harus dinikmati

Suatu tugas yang harus dilaksanakan

Suatu romantika yang harus dirangkul

Suatu resiko yang harus diambil

Suatu anugrah yang harus dipergunakan

Suatu permainan yang menyenangkan

Suatu impian yang harus diwujudkan

Suatu perjalanan yang harus diselesaikan

Suatu janji yang harus ditepati

Suatu keindahan yang harus dikagumi

Suatu pertanyaan yang harus dijawab

Suatu kesempatan yang harus dipakai

Suatu persoalan yang harus dipecahkan

Suatu kesulitan yang harus dikalahkan

Rahmat yang harus dipelihara dan dicintai


———————————————————————–

Penulis: Ummu Nashifah Isruwanti


═══════© Infokom PD OPI Aceh═══════

Postingan Populer