Oleh:Ki Dedeng Juheri, S.ST, M.Pd
(Penulis buku Ketika Kebelet Nikah, Kupilih Engkau Karena Allah dll)
.
Yang baik untuk yang baik pula. Ini benar, ada semacam
keserasian antara yang satu dengan yang lainnya.
Ketika mengharapkan yang baik, harus pula berproses dalam
kebaikan, kebersihan, dan kesucian.
Bagaimana akan memperoleh suami sekualitas Fahri, bila diri tak
sebobot Aisha?
Yang shalih berjodoh yang shalihah. Tampan, cantik, baik,
serasi, indah, dan harmonis. Yang baik berpadu dengan yang baik.
Bila Ayat-Ayat Cinta kisah romantisme Fahri dan Aisha itu
fiksi, silakan tanya pada hatimu..
Bagaimana akan memperoleh istri sekualitas Fatimah, bila diri
tak sebobot Ali?
Bagaimana akan memperoleh istri sekualitas Sulistina, bila diri
tak sekelas Bung Tomo?
Bagaimana akan memperoleh istri sebaik Zainatun Nahar, bila
diri tak sekualitas KH Agus Salim?
Bagaimana kan memperoleh istri sekualitas Siti Raham, bila diri
tak sebaik Buya Hamka?
Bagaimana akan memperoleh istri semantap Putri Nurnahar, bila
diri tak sebaik M. Natsir?
Bagaimana akan memperoleh istri setangguh Suharsikin, bila diri
tak sekualitas HOS Tjokroamonoto?
Bagaimana akan memperoleh istri sekelas Hajar, bila diri tak
setegar Ibrahim?
Bagaimana akan memperoleh istri selayak Rasya Rantisi, bila
diri tak setangguh Abdul Aziz Rantisi?
Bagaimana akan memperoleh suami semacam Abdullah Azzam, bila
diri tak seikhlas Ummu Muhammad?
Bagaiana akan memperoleh suami sekualitas Suraih al-Qadhi, bila
diri tak semantap Zainab binti Hadhir?
Bagsimana akan memperoleh suami segagah Teuku Umar, bila diri
tak setegar Cut Nyak Dien?
Bagaimana akan memperoleh suami sehebat Musa, bila diri tak
seperti Syafura?
Bagaimana akan memperoleh suami sebaik Yusuf, bila tak menginsafi
diri seperti Zulaikha?
Bagaimana akan memperoleh suami seunggul Sulaiman, bila diri
tak sehebat Biqis?
Di sini kita menginsafi diri, bahwa jodoh kita adalah cermin
diri kita. Bila kita baik, insyaAllah memperoleh yang baik pula.
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).”(Q.s. an-Nûr [24]: 26)
@dedengjuheri / Jauhar al-Zanki |